Kami ingin menumbuhkan kesadaran UMKM di Sumbar untuk berani melakukan ekspor sebab pengurusan ekspor itu mudah.
Padang (ANTARA) - Bea Cukai Teluk Bayur, Sumatera Barat, bersama praktisi pengusaha ekspor memberikan pencerahan kepada pelaku UMKM tentang kiat menembus pasar internasional melalui kegiatan bertema "ngEBrak" mengulik ekspor bersama praktisi di Padang, Kamis.
"Kami ingin menumbuhkan kesadaran UMKM di Sumbar untuk berani melakukan ekspor sebab pengurusan ekspor itu mudah," kata Kepala Bea Cukai Teluk Bayur Hilman Satria.
Ia mengatakan syarat utama perizinan ekspor bagi perorangan bisa dengan hanya memakai NPWP dan bagi perusahaan harus ada NIB, dan syarat selebihnya sudah gampang.
Baca juga: Kampanye Harbolnas E-Commerce bantu UMKM ekspor produk
Kemudian untuk prosedur juga sudah dipermudah bahkan layanan administrasi bisa diakses di mana saja secara online dan pelaku usaha sudah bisa melakukan dokumen kepabeanan.
Selanjutnya, kemudahan lainnya untuk pelaku industri yakni ada fasilitas kemudahan impor tujuan ekspor (KITE) adalah kemudahan dalam bentuk penundaan pembayaran bea masuk dan pajak dalam rangka impor kepada UMKM yang mengimpor bahan baku untuk produk mereka yang akan diekspor ke luar negeri.
Hilman menyampaikan selama pandemi kegiatan ekspor di Sumbar melalui Pelabuhan Teluk Bayur menurun hampir 40-50 persen karena banyak pelabuhan di luar negeri yang tutup sehingga transportasi tidak bisa jalan.
Baca juga: BI Kaltim kuatkan kelembagaan UMKM untuk tembus pasar global
Untuk itu demi menggeliatkan kembali kegiatan ekspor ataupun impor sekaligus mendukung program pemulihan ekonomi nasional, Bea Cukai mengundang praktisi yang berhasil dengan usahanya sendiri melakukan ekspor ke luar negeri.
"Sukses story inilah yang akan kami bagikan kepada para UMKM di Sumbar untuk bisa mengambil manfaat dari kegiatan ini," kata dia.
Sementara itu, salah satu praktisi yang menjabat sebagai Internasional Director and Partnership PT SOKA Cipta Niaga Helma Agustiawan menyampaikan peran ekspor sumbar dari tahun ke tahun sudah turun dari segi komoditas yang di ekspor rata-rata komoditas bahan baku.
Menurut dia tugas seorang eksportir itu hanya mencari buyer (pembeli) dan menyiapkan barang yang terbaik. Untuk mencari buyer hanya perlu browsing perusahaan yang terdapat di Trade Mart, atau di Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) dan lainnya.
Selain itu saat ini negara Australia sudah ada penandatangan kerja sama dengan Indonesia sehingga biaya masuk hanya 0 persen untuk produk dari Indonesia.
"Ini peluang bagi kita apalagi Australia baru mengalami kebakaran hutan jadi kebutuhan bahan baku mereka bisa di supply dari Indonesia," ucapnya.
Target pasar ekspor tidak hanya orang asing, namun orang Indonesia yang berada di luar negeri juga bisa menjadi target marketing.
Ia berharap dengan kekhasan yang dimiliki Sumbar serta kearifan lokalnya seperti tenun, makanan rendang, dan lainnya bisa menjadi produk-produk yang dibanggakan untuk ekspor.
Di sisi lain, Kepala Kantor Pos Padang Sartono mengatakan pihaknya turut mendukung produksi UMKM untuk bisa diekspor.
"Kantor Pos bekerja sama dengan Badan Karantina satu atap, UMKM bisa mengurus perizinan apabila menjual barang seperti kopi berbentuk bubuk atau produk lain yang memerlukan sertifikasi maka bisa langsung datang ke Pos dan langsung dikirim," kata dia.
Kemudian Kantor Pos juga memiliki layanan pengiriman barang ke luar negeri serta ada web untuk mengetahui aturan dan pembatasan kiriman di negara tujuan ekspor yang bisa dilihat di www.posindonesia.co.id.
"Untuk pengiriman bisa melalui web booking.posindonesia.co.id untuk mengisi data kiriman untuk kemudian di print di Pos, setiap pengiriman ke luar negeri wajib melampirkan CSD, dan data harus sesuai dengan isi kiriman," ujar dia.
Pewarta: Laila Syafarud
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021