"Produk plastik yang dihasilkan dari Polytam berkualitas tinggi dan memiliki sejumlah keunggulan, di antaranya tahan panas dan oksidasi, memiliki warna lebih putih dan bening, serta mudah dijadikan kemasan plastik," kata Corporate Secretary Subholding Refining & Petrochemical PT Kilang Pertamina Internasional Ifki Sukarya dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Perlunya memangkas sampah plastik belanja online
Berbeda dari plastik jenis Polietilena tereftalat (Pet) yang jamak dijadikan produk plastik sekali pakai, misalnya botol air minum dalam kemasan, plastik yang berasal dari Polytam dapat digunakan berkali-kali tanpa risiko kesehatan yang mungkin ditimbulkan.
Polytam juga menjadi bahan baku mainan anak-anak dan digunakan dalam industri obat-obatan. Sifat Polytam yang tidak sekali pakai juga mendukung prinsip keberlanjutan dalam konsep circular economy karena mengurangi sampah.
Baca juga: Kiat produsen buat bisnis berbasis lingkungan dan komunitas
Lebih lanjut menurutnya, pencapaian produksi Polytam ini kian menguatkan komitmen kontribusi lini bisnis pengolahan dan pertrokimia Pertamina dalam memenuhi bahan baku plastik dalam negeri dan mengurangi ketergantungan produk impor.
Pencapaian Kilang Plaju menjawab kebutuhan industri plastik nasional terkait bahan baku premium yang mengalami peningkatan permintaan produk hilir plastik selama pandemi, terkhusus bagi industri makanan, minuman, dan kesehatan.
Diketahui, produksi bahan baku plastik premium tersebut digarap oleh subholding Pertamina melalui anak usahanya PT Kilang Pertamina Internasional dan PT Tuban Petrochemical Industries—produsen Polipropilena resin terbesar kedua di Indonesia, bahkan satu-satunya di Asia Pasifik yang memproduksinya dalam bentuk butiran.
“Sinergi antar-anak perusahaan Pertamina Group tidak hanya meningkatkan keandalan produk, tetapi juga pasokan untuk lebih jauh mendukung perekonomian nasional,” kata Ifki Sukarya.
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021