Bandung (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumedang menyatakan ada satu pasien korban kecelakaan maut bus di Jalur Alternatif Malangbong-Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, meninggal dunia.
Humas RSUD Sumedang Dahlan mengatakan korban itu menghembuskan nafas terakhirnya ketika menjalani perawatan intensif. Dengan begitu, kini total korban meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut yakni sebanyak 30 orang.
"Seorang pasien dinyatakan meninggal dunia pada Rabu, 17 Maret 2021, sekitar pukul 02.20 WIB," kata Dahlan dihubungi dari Bandung, Jawa Barat, Rabu.
Selain satu korban yang meninggal itu, sebelumnya dua orang pun meninggal setelah dilarikan ke rumah sakit. Namun, karena luka-luka parah, nyawa korban bus maut itu tidak dapat tertolong.
Baca juga: Sopir bus kecelakaan maut Sumedang jadi tersangka dengan status SP3
Baca juga: Polisi: Rem blong diduga penyebab kecelakaan maut bus di Sumedang
Adapun sejauh ini menurutnya masih ada sebanyak enam orang korban lainnya yang selamat dan menjalani perawatan di RSUD Sumedang. Sedangkan yang telah dinyatakan sehat, kini telah dipulangkan ke kediamannya masing-masing.
"Ada 29 orang telah pulang ke rumahnya masing-masing, dan enam orang masih dirawat di RSUD Sumedang," kata dia.
Kecelakaan maut itu sendiri menimpa Bus Sri Padma dengan nomor polisi T 7591 TB pada Rabu (10/3) sekitar pukul 18.30 WIB. Adapun para penumpangnya merupakan rombongan wisatawan dari SMP IT Al Muawanah Subang.
Bus yang berisi 65 penumpang itu mengalami kecelakaan dengan terperosok ke jurang saat melaju ke arah Wado di Jalur Alternatif Malangbong-Wado. Diduga mengalami rem blong, bus itu terperosok ke jurang sedalam 25 meter.
Hingga kini pihak kepolisian belum menyampaikan penyebab pasti kecelakaan tersebut. Namun, polisi menyatakan sudah memeriksa sejumlah saksi guna mencari titik terang penyebab peristiwa nahas tersebut.*
Baca juga: Anggota DPR: Evaluasi tuntas kecelakaan bus di Sumedang Jabar
Baca juga: Polisi belum tetapkan tersangka kasus kecelakaan bus di Sumedang
Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021