Jakarta (ANTARA) - Tenaga Ahli Menteri Kesehatan Bidang Penanganan COVID-19, Andani Eka Putra mengatakan kualitas sumber daya manusia (SDM) menentukan kemenangan dalam “pertempuran” melawan pandemi COVID-19, terutama dalam hal pengujian sampel.
“Kualitas SDM di laboratorium untuk melakukan pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) sangat menentukan kemenangan kita dalam pertempuran pada saat pandemi. Pemeriksaan PCR adalah bagian dari pertempuran, jadi orang pergi perang kalau tidak punya perlengkapan dan kemampuan bagus tidak bisa menembak," ujar Andani dalam gelar wicara BNPB yang dipantau di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Kapasitas pengujian spesimen di Labkesda Surabaya ditingkatkan
Baca juga: Peningkatan kasus positif COVID-19 di Sumbar pertanda baik, sebut ahli
Andani menjelaskan dalam pemeriksaan hasil COVID-19 perlu dilakukan penelitian virus melalui ekstraksi asam ribonukleat (RNA). Pengerjaan tersebut memiliki tingkat kesulitan tinggi.
Dia menambahkan para laboran tersebut hampir setiap hari melakukan pengujian sampel diluar kapasitas yang seharusnya. Hal itu yang menyebabkan pengujian menjadi lebih lama dari yang seharusnya.
“Kualitas pengujian lebih banyak ditentukan SDM. Ini yang salah kita, emang ada pelatihan tapi semua tidak bisa begitu. Apalagi pengujian RNA yang memiliki tingkat kesulitan dan risiko tinggi,” paparnya.
Andani mengatakan dalam kondisi darurat apapun dilakukan untuk mendapatkan reagen PCR yang mana pada saat awal pandemi sulit didapatkan. Pengadaan reagen PCR oleh BNPB sangat membantu.
Baca juga: Pemerintah imbau masyarakat tetap jaga kesehatan meski ada vaksin
“Saya masih ingat pada awal saja, untuk mendapatkan kit primer saja harus meminjam punya orang lain,” tambah dia.
Begitu juga dengan reagen yang barangnya sulit didapatkan dan berasal dari luar negeri. Kalaupun laboratorium mendapatkan, itu juga terbatas. "Hal itu berakibat pada pemeriksaan sampel yang juga terbatas. Oleh karenanya, pada saat awal pandemi, kami menggunakan reagen dengan sangat hati-hati," ucapnya.
Pewarta: Indriani
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021