Lusi juga menyayangkan dangkalnya nurani seorang seniman bernama Emola.Ambon (ANTARA) - Aktivis perempuan di Maluku memprotes penyanyi muda Maluku Emola, yang menayangkan video lagu berjudul "ale itu lonte" (kamu itu lonte) pada channel youtubenya.
"Perempuan Maluku mendapatkan pukulan hebat karena seorang penyanyi muda Maluku yang berdomisili di Jakarta. Lagu ini berisi lirik yang dinilai seronok dan melecehkan martabat perempuan," kata Koordinator Suara Millennial Maluku (SMM) Katrin Wokanubun, Senin.
Ia mengatakan lagu tersebut menceritakan seorang lelaki yang jatuh cinta pada seorang gadis cantik, sopan dan romantis, dan berharap berjodoh dengannya, hingga telah memperkenalkannya pada orang tua.
Tetapi lelaki itu merasa dibohongi karena pada suatu malam tanpa sengaja mendapatinya sedang berada di jalan, dan mengatakan, ternyata kamu itu lonte.
"Saya tidak mengerti kenapa pencipta lagu itu memilih judul yang demikian vulgar dan merangkai kata-kata yang sexis dan melecehkan perempuan dalam lirik yang cukup panjang. Apa yang salah dengan perempuan yang masih ada di jalanan pada malam hari atau bahkan tengah malam. Apapun pekerjaannya itu hak dia, tak ada yang boleh memberi cap apapun," katanya.
Direktur Yayasan mutiara Maluku Lusi Peilouw mengatakan, judul maupun lirik lagu sangat mendiskriminasi perempuan bahkan cenderung melanggengkan stigmatisasi bahwa perempuan yang masih ada di jalan pada malam hari itu bukan perempuan baik-baik.
"Padahal selama ini kita semua berusaha keras menghilangkan stigma itu dari masyarakat kita. Apalagi, kita tahu bahwa stigma yang demikian telah menjadi salah," kata Lusi
Menurut Lusi, lagu seperti ini adalah satu pemicu munculnya kasus pemerkosaan, kemudian menciptakan perilaku victim blaming yang masih sangat sulit dihilangkan. Korban selalu disalahkan, mengapa sudah malam masih ada di jalan sehingga akhirnya diperkosa.
"Tidak hanya itu. Dampak dari lagu itu bisa berakibat reviktimisasi, luka hati korban terkorek lagi dan itu mengganggu pemulihan korban bahkan bisa terjadi pembunuhan karakter,"katanya.
Beberapa saat setelah protes bermunculan di facebook, Emola mengubah settingan tayangan videonya menjadi private, sehingga tidak bisa lagi diakses.
Tetapi, Emola kemudian membuat "live streaming" video klarifikasi, yang intinya mengatakan bahwa tidak ada yang salah dari lagunya yang merupakan karya seni atas dasar kebebasan berekspresi.
Lusi juga menyayangkan dangkalnya nurani seorang seniman bernama Emola.
Banyak lagu Ambon yang jelas menyoal peran sosial laki-laki dan perempuan, semacam lagu om maku dan usi engge, juga lagu Oya. Karya tersebut menghibur tapi tetap sopan.
"Bukan seperti Ale itu lonte. Dia (Emola) malah membandingkan karyanya itu dengan lagu musisi Iwan Fals berjudul Lonteku. Bagaimana mungkin dibandingkan seperti itu tentu Jauh berbeda, " tandasnya.
Pewarta: Penina Fiolana Mayaut
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2021