Jakarta (ANTARA) - Selama pandemi COVID-19, banyak pengusaha, utamanya para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang terpaksa menutup bisnisnya karena kesulitan memasarkan produk. Namun tak demikian saat usaha sudah terdigitalisasi, salah satunya memanfaatkan teknologi lewat e- commerce.
Salah satu pengusaha UMKM yang mendulang cuan saat pandemi COVID-19 bahkan menembus pasar ekspor adalah Uda Irman asal Ciomas, Bogor, Jawa Barat lewat jenama produk sepatu wanita Pollenzo kreasinya.
Setelah melewati kegagalan berulang kali mencoba menjadi pengusaha dengan membuat kue dan membuka kafe, pada tahun pertengahan tahun 2000 Uda Irman yang pada saat itu menjadi karyawan toko sepatu, kian bertekad untuk memulai peruntungannya untuk menjadi pengusaha sepatu.
Setelah mencari pengalaman, menggali info, dan mencoba eksperimen desain personalnya, ternyata mendapatkan antusiasme yang cukup baik dan hal itulah yang membekali keberanian Uda Irman untuk memulai bisnis.
Setelah mengumpulkan modal dan membuka usaha sendiri secara offline, memasuki tahun ke-6, bisnisnya tumbang karena menyadari masih minim pengetahuan dan strategi bisnis yang berkelanjutan.
Baca juga: Pembayaran digital dan logistik jadi trend e-commerce 2021
Baca juga: Shopee catat 12 juta produk terjual dalam 24 menit pertama 12.12
Mulai digitalisasi dan pentingnya eksposur
Akhir tahun 2015 Uda Irman mulai merambah lagi bisnis sepatu ke dunia digital dengan modal seadanya. Ia yakin usahanya bisa berkembang semua itu berkat doa dan dukungan ibunya.
Saat itu, pendekatan bisnis masih diawali secara massal di semua media sosial dengan penjualan kurang lebih 10 transaksi per hari.
Uda Irman kian bersemangat saat melihat teman-temannya bisa mendapatkan pesanan yang banyak. Setelah berupaya mencari tahu, rupanya banyaknya pesanan tersebut dibantu melalui sebuah platform e-commerce yaitu Shopee.
Ia pun langsung bersemangat untuk membangun bisnisnya lebih besar lagi bersama Shopee. Perjalanannya selama kurang lebih lima tahun bersama Shopee berhasil membuahkan hasil yang sangat baik, di mana usaha sepatu rumahannya yang berawal dari satu gudang kini berkembang menjadi tiga gudang di daerah Bogor, dan juga berhasil menciptakan lapangan kerja untuk karyawan yang lebih banyak lagi dari awalnya 5 orang hingga kini menjadi 25 orang.
"Memulai usaha itu tidak semudah membalikkan telapak tangan dan butuh proses. Kita harus sabar, konsisten, fokus dengan tujuan, dan yakin dengan diri sendiri. Perjalanan saya dari awal buka di Shopee hingga sekarang memang luar biasa, jika dibandingkan dengan awal buka, sekarang penjualan saya sudah naik 20 kali lipat. Tidak bisa dipungkiri saya juga dibantu sama Shopee untuk menaikkan penjualan dan mendapatkan eksposur dengan fitur-fitur yang ada di Seller Center," kata Uda Irman.
Product insight dan market input yang didapatkan oleh Uda Irman juga membantunya menggali lebih dalam lagi tentang potensi produk yang bisa ia kembangkan. Misalnya, untuk jenis produk sepatu perempuan, penting bagi seorang penjual untuk bisa menyesuaikan dengan pangsa pasar yang dituju. Karena menyasar target milenial, Uda Irman tahu ia harus membuat produk- produk baru yang menjawab tren dan berkualitas.
Uda Irman mengaku, ia telah merasakan manfaat dari keikutsertaan toko online- nya dalam rangkaian program dan fitur yang diadakan oleh Shopee. Mulai dari flash sale, diskon ongkir, promo iklan, voucher toko, promo kampanye, semua diikutinya.
Meski demikian, dia menekankan bahwa penting bagi seluruh penjual untuk mau terus belajar untuk memahami produk-produk ini agar dapat mengatur strategi bisnis toko masing-masing dan jangan dibiasakan untuk berpikir keuntungan saja, tapi utamakanlah keberlangsungan bisnis untuk kemudian hari, karena keikutsertaan Pollenzo dalam program-program ini telah terbukti menjaring pangsa pasar baru.
Manfaat program ekspor Shopee
Ketika pandemi datang dan mengguncang bisnisnya, Uda Irman merasa bahwa Program Ekspor Shopee adalah bentuk eksposur yang sangat bermanfaat untuk tetap membuka peluang di tengah masa sulit seperti ini.
Pollenzo mendapatkan order ekspor perdananya dua tahun yang lalu, dan terus mencatatkan penghasilan tambahan untuk usaha rumahan setiap harinya dari luar negeri. Setelah Singapura sama Malaysia, kini Uda Irman sudah mendapatkan pesanan dari Thailand. Bahkan Uda Irman mengaku sudah mendapatkan tawaran untuk ikut dalam program flash sale di Thailand.
Setelah mendengar berita ekspansi destinasi ekspor Shopee, Uda Irman mengaku sangat senang karena produknya bisa dibantu untuk naik ke panggung global, terlebih dengan tambahan negara- negara baru seperti Vietnam dan Brazil.
"Program ekspor ini memainkan peranan penting terutama untuk UMKM lokal seperti saya agar terus naik kelas. Selain ada kebanggaan tersendiri melihat produk sepatu saya dari Ciomas, Bogor, yang kini sudah mendunia, ini juga menjadi motivasi sekaligus tantangan bagi saya untuk bisa menciptakan model-model sepatu baru agar dapat terus dipercaya, dan membuktikan kalau barang- barang produksi dalam negeri nggak kalah berkualitas dari yang sudah ada di luar negeri," kata Uda Irman.
Hal tersebut selaras dengan tujuan Shopee yang berkolaborasi dengan Sekolah Ekspor, asosiasi gabungan antara Kamar Dagang dan Industri Indonesia serta Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (SMESCO) untuk mewujudkan 500.000 eksportir hingga tahun 2030. Program dimulai awal Maret 2021 yang juga didukung Kementerian Koperasi dan UKM dan Kementerian Perdagangan.
Ke depan, Uda Irman ingin terus mengembangkan bisnis karena para pelaku usaha lokal harus berkembang terus, keluar dari zona aman, dan tidak berpuas diri saat sudah berada di posisi ini. Bersama dengan para pedagang lokal di Shopee, ia ingin menggali potensi bisnisnya lebih jauh lagi agar bisa bersaing dengan kompetitor dengan produk-produk baru yang kekinian dan menarik agar sepatu-sepatu dari Pollenzo bisa punya ciri khasnya sendiri.
Baca juga: Wujudkan 500.000 eksportir, Shopee kolaborasi dengan Sekolah Ekspor
Baca juga: Shopee tawarkan belanja serba seribu di "Mega Shopping Day"
Baca juga: Temui Teten Masduki, Shopee jelaskan UMKM capai 97 persen
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021