Medan (ANTARA) - Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) menyatakan harga ekspor karet TSR20 mengalami tren kenaikan di tengah penurunan produksi komoditas ini di Sumatera Utara akibat dampak fenomena La Nina.

"Harga karet ekspor pada 12 Maret tercatat 1,75 dolar AS per kilogram atau naik dari harga rata-rata Februari sebesar 1,68 dolar AS per kilogram," kata Sekretaris Eksekutif Gapkindo Cabang Sumut Edy Irwansyah di Medan, Sabtu.

Peningkatan harga karet TSR20 itu dipicu oleh kekurangan pasokan bahan baku khususnya dari Indonesia, katanya.

"Fenomena La Nina membuat produksi karet Sumatera Utara turun," kata Edy.

Baca juga: Musim gugur daun, ekspor karet Sumatera Utara merosot

Peningkatan intensitas curah hujan di banyak tempat di Tanah Air sejak Oktober 2020 akibat dampak fenomena La Nina telah memicu penurunan produksi perkebunan karet.

"Akibat dari produksi getah karet yang menurun ini, pabrik pengolahan karet remah (crumb rubber)
mengalami kesulitan pasokan bahan baku," kata Edy Irwansyah.

Kondisi ini membuat volume ekspor karet Sumut pada Januari-Februari 2021 tercatat 64.974 ton atau menurun sebesar 6,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019, katanya.

Lima negara tujuan utama ekspor karet Sumut adalah Jepang, Amerika Serikat, Brazil, Tiongkok, dan Turki.

Baca juga: Harga karet di Sumsel naik

Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2021