Kota Kuwait (ANTARA News/AFP) - Para pemimpin Arab Arab tetap saja berselisih mengenai Perang Gaza pada KTT Ekonomi Arab di Kuwait, Selasa, dimana mereka gagal menyepakati dana bagi rekonstruksi kantong Palestina yang binasa itu. "Posisi Arab tetap terbelah dan tegang...Semuanya tidak seperti yang kami inginkan," kata Ketua Liga Arab Amr Mussa dalam jumpa pers di akhir pertemuan dua hari itu. "Kita harus puas dengan pernyataan (mengenai Gaza ini) karena perpecahan dalam hubungan diantara Arab...Kami butuh doa anda semua," katanya menunjuk pernyataan bersama Arab soal Gaza. "Kami tidak menyebut inisiatif damai (Arab), tetapi itu tetap ada," kata Mussa sambil menambahkan bahwa inisiatif itu tidak mati. Para pemimpin negara Arab moderat seperti Arab Saudi dan Mesir di satu pihak, melawan Suriah dan Qatar di pihak lain, bertemu Senin dan dilaporkan memiliki perbedaan tajam mengenai ofensif maut 22 hari Israel ke Gaza. Para menteri luar negeri Arab yang bertemu hanya beberapa saat pada penutupan sidang, gagal menyepakati konsensus untuk Jalur Gaza, kata Menteri Luar Negeri Irak. "Kami mengadakan sidang tertutup untuk mendiskusikan pernyatan terakhir mengenai Gaza. Kami tidak mencapai satu kesimpulan karena tekanan waktu dan beberapa posisi (sikap)," kata Menlu Irak Hoshyar Zebari. Sumber-sumber diplomatik kepada AFP mengatakan perbedaan itu mengerucut pada sebuah mekanisme pembelanjaan dana rekonstruksi mengingat terpecahnya Palestina dan mengenai apakah forum akan memperbarui inisiatif damai Arab yang disponsori Arab Saudi beberapa waktu lalu. Sebuah pertemuan Arab yang dituanrumahi Qatar dan dihadiri 13 negara Arab, Jumat lalu, telah menyerukan diperluasnya inisiatif damai dengan menjanjikan normalisasi hubungan dengan Israel dengan syarat ditarik mundurnya pasukan Israel dari seluruh wilayah Arab yang didudukinya. Mussa mengatakan upaya Qatar untuk memasukkan resolusi pertemuan Jumat itu dalam Deklarasi Kuwait telah ditolak forum. Dalam pernyataannya mengenai Gaza, para pemimpin Arab menjanjikan semua bentuk dukungan bagi rekonstruksi Gaza, namun gagal menyepakati pemberian dana dua miliar dolar AS untuk wilayah Palestina yang miskin. Mereka berjanji menyediakan semua bantuan bagi rekonstruksi Gaza namun tidak membuat referensi apapun mengenai mekanisme rekonstruksi itu sendiri. Para pemimpin Arab juga menyatakan mereka menyambut baik semua kontributor yang sejauh ini dijanjikan negara-negara Arab. Saudi Arabia, Senin, menjanjikan satu miliar dolar AS untuk Gaza, sementara Qatar minggu lalu menyumbang 250 juta dolar AS. Tidak ada lagi penyumbang dana dari negara-negara Arab lain. Dunia Arab sendiri terbagi menjadi pendukung Hamas yang menguasai Gaza, dan pendukung Presiden Palestina Mahmud Abbas yang pasukannya terusir oleh Hamas dari Jalur Gaza pertengahan 2006. Sidang terakhir dari KTT Ekonomi Arab ini menghasilkan perjanjian: meluncurkan pengenaan tarif bersama pada 2010 dalam rangka pembangunan pembangkit listik pan Arab dan sebuah proyek jaringan kereta api. Mereka mengeluarkan Deklarasi Kuwait yang menyerukan pengadopsian kebijakan moneter dan fiskal agar membuat bangsa Arab bisa mengatasi konsekuensi krisis keuangan global. Negara-negara Arab menderita kerugian 2,5 triliun dolar AS akibat krisis keuangan dan ekonomi, kata Menteri Keuangan Kuwait Sheikh Mohammad al-Sabah minggu lalu. Para pemimpin Arab juga mengumumkan didirikannya Dana Pembangunan Arab dengan modal awal dua miliar dolar AS untuk memberi fasilitas pinjaman dan bantuan kepada proyek-proyek patungan Arab. Kuwait menyumbang 500 juta dolar AS untuk lembaga ini. Deklarasi ini juga mendesak langkah-langkah seperlunya untuk meningkatkan standar hidup penduduk Arab dan memberi prioritas pada promosi investasi antar Arab. Liga Arab memperkirakan, modal Arab yang telah diinvestasikan dalam kawasan Arab sendiri hanya sekitar 20 persen dari dana yang diinvestasikan negara-negara dan pengusaha Arab di AS dan Eropa. Mesir akan menjadi penyelenggara KTT ekonomi Arab tahun 2011 mendatang. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009