Jakarta (ANTARA) - Netflix penyedia layanan menonton film dan seri secara daring, kini tengah menyiapkan pengujian fitur baru untuk memecahkan masalah pembagian password atau kata sandi dengan alasan bisnis dan keamanan.
Fitur baru itu mencegah orang baru yang mencoba mengakses akun berbayar dari Netflix tanpa persetujuan pemilik akun.
"Pengujian ini didesain untuk membantu dan memastikan pemilik akun Netflix memberikan izin dalam akses masuk," kata juru bicara Netflix dalam keterangannya kepada The Verge, Jumat.
Jika Netflix mendeteksi seseorang menggunakan akun premium tanpa didampingi pemilik akun, nantinya Netflix akan meminta verifikasi dari pemilik akun sah lewat email ataupun pesan singkat.
Jika orang yang mencoba mengakses akun itu tidak dapat izin dari pemilik akun sah dalam waktu yang dibatasi maka mereka tidak akan bisa mengakses konten Netflix sama sekali.
Tetap saja cara ini tidak dapat sepenuhnya mencegah praktik berbagi password karena sangat mungkin pemilik akun sah justru mengirimkan kode khusus itu kepada temannya.
Baca juga: Lima pelajaran cinta dari tayangan romantis anak SMA
Baca juga: Siapkan konten baru, Netflix akan produksi sendiri film Korea
Pengujian yang dilakukan secara acak tanpa waktu dan lokasi yang spesifik juga dilakukan untuk mencoba pengamanan akun yang lebih baik.
Jika beberapa percobaan mencurigakan terjadi saat mengakses akun maka orang tersebut tidak dapat sama sekali mengakses konten Netflix.
Kini yang menjadi pertanyaan bagi penyedia layanan yang telah memilik 200 juta pelanggan itu adalah para pemilik akun yang memilih paket keluarga.
Ada satu persyaratan yang dicantumkan Netflix untuk paket keluarga bahwa layanan itu hanya untuk penggunaan pribadi dan non-komersial, tidak boleh dibagikan kepada orang di luar rumah para pemilik akun.
Persyaratan ini dinilai kurang jelas karena mungkin saja anak-anak yang berkuliah dapat mendaftar dalam paket keluarga dan bukan merupakan keluarga sesungguhnya.
Sebenarnya hal itu telah dibahas oleh CEO Netflix Reed Hastings pada 2016, ia tak memusingkan masalah berbagi kata sandi itu.
"Ada begitu banyak berbagi kata sandi yang sah, seperti anda berbagi dengan pasangan anda, dengan anak-anak anda, jadi tidak ada batasan jelas, dan kami baik-baik saja," ujar Reed.
Persoalan berbagi password itu sebenarnya sudah lama jadi perbincangan di antara peneliti hingga investor di sektor penyedia layanan hiburan daring.
Peneliti dari Parks Associates bahkan menyebutkan praktik pembagian kata sandi maupun pembajakan telah merugikan industri layanan streaming dengan kerugian setidaknya 9 juta Dolar AS.
Meski awalnya Reed menilai masalah berbagi password bukanlah hal besar, namun nampaknya mereka mulai memikirkan masalah itu dalam beberapa waktu terakhir.
Baca juga: "Nomadland", "The Crown" pimpin kemenangan di Critics Choice Awards
Baca juga: "The Queen's Gambit" diangkat ke panggung musikal
Baca juga: "Moxie", upaya Amy Poehler kenalkan feminisme pada Gen Z
Penerjemah: Livia Kristianti
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021