"Sudah dilakukan penanganan dan koordinasi, termasuk menyiapkan posko siaga dan penanganan banjir, seperti memaksimalkan dapur umum di Tamalanrea" ujar Wakil Wali Kota Makassar, Fatmawati Rusdi, Kamis.
Dari data BPBD setempat, wilayah rawan banjir masing-masing berada di Kecamatan Biringkanaya, Tamalanrea, Rappocini, Manggala, Tallo dan Tamalate. Kendati demikian, wilayah paling parah di dua kecamatan yakni Kecamatan Biringkanaya dan Manggala.
Mantan anggota DPR RI ini mengatakan hujan mengguyur wilayah kota selama dua hari, pihaknya lalu memperkuat koordinasi dan berbagi tugas menindaklanjuti instruksi Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto kepada semua OPD, camat dan lurah untuk siaga banjir, termasuk turun langsung memantau wilayah kerjanya masing-masing.
Baca juga: Ratusan warga Perumnas Antang Makassar mengungsi karena banjir
Baca juga: BPBD Makassar: 500 rumah terendam di Perumnas Antang
Pihaknya juga berkoordinasi dengan lembaga maupun instansi terkait seperti BPBD, Basarnas, TNI dan Polri dalam melakukan evakuasi terhadap korban banjir.
"Dinas kesehatan sudah diinstruksikan untuk siaga dan turun memberikan pertolongan serta penanganan kesehatan bagi warga terdampak," ucap mantan Ketua TP PKK kabupaten Sidrap ini.
Bukan hanya itu, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kota dan pemerintah Kabupaten Maros dan Gowa sebagai daerah tetangga Kota Makassar yang juga dilanda banjir, memperkuat koordinasi dalam hal percepatan langkah penanganan bencana.
Di tempat terpisah, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto, merespon cepat kondisi di lapangan termasuk kondisi pengungsi dengan melakukan peninjauan langsung ke beberapa titik lokasi banjir.
Pria yang akrab disapa Danny Pomanto bersama Ketua TP PKK Makassar, Indira Yusuf Ismail, meninjau perumahan Kodam III, Kelurahan Ketimbang, Kecamatan Biringkanaya. Ia berinteraksi dengan para pengungsi di Masjid Grand Rahmani dan meminta maaf sedikit lambat menangani keperluan di pengungsian.
Informasi diterima Danny, para pengungsi mengatakan bantuan makanan dan dapur umum yang ditunggu sejak hari Rabu, belum disediakan pemerintah. Mendengar informasi itu, Danny mengeluarkan uang pribadinya untuk dibelikan makanan siap saji, dan meminta maaf atas keterlambatan penanganan.
"Saya meminta maaf, baru 10 hari bekerja, saya tidak tahu mengapa kinerja SKPD menurun sekali, dulu-dulu tidak begini. Saya janji memperbaiki. Hari ini saya ambil alih penanganannya. Mana pak lurah, ini uang belikan makanan untuk mereka di sini," ucap Danny di Masjid itu.
Usai menemui pengungsi, Wali Kota Makassar yang kembali terpilih ini langsung menyusuri lokasi banjir untuk mengukur ketinggian air terlihat setinggi dada orang dewasa.
Ia berjanji akan mencari solusi secara cepat setelah air menyusut serta berkoordinasi dengan Balai Pompengan dalam mengatasi banjir musiman yang terjadi setiap tahun pada puncak musim penghujan.
Peninjauan dilanjutkan di Perumahan Nasional (Perumnas) Antang, Blok 8 dan Blok 10, Kelurahan Manggala, Kecamatan Manggala. Danny menemui ratusan pengungsi sedang berada di Masjid Al Musttaqin. Dia pun meminta atas keterlambatan penanganan korban banjir.
Usai berbincang dengan pengungsi, ia kemudian menaiki perahu karet menyusuri lokasi banjir di Blok 8 Perumnas Antang dan melihat rumah-rumah yang terkepung genangan air hingga mendekati atap rumah warga.
"Maafkan saya atas keterlambatan penanganannya, saya berjanji segera mencari jalan keluar, sebab ini bukan hanya masalah pemerintah Kota, tapi juga Provinsi dan Balai Pompengan. Segara kita koordinasikan untuk mencari solusinya setelah air ini surut," kata pria berlatarbelakang arsitek itu.*
Baca juga: SAR gabungan evakuasi warga Makassar yang terjebak banjir
Baca juga: Dampak banjir Makassar 3.143 warga mengungsi
Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021