Jakarta (ANTARA News) - Asia diprediksi akan menjadi kawasan yang memproduksi mobil murah hingga mencapai 10 juta unit per tahun di 2020. Hal tersebut disampaikan Direktur Otomotif dan Transportasi Asia Pasifik Frost and Sullivan, Vivek Vaidya, pada acara Proyeksi Penjualan Otomotif Indonesia 2009 yang dilaksanakan perusahaan konsultan tersebut di Jakarta, Selasa. Menurut dia, Cina dan India telah memulai memproduksi mobil murah di Asia. Dalam waktu dekat investasi kedua negara tersebut akan ditingkatkan. Indonesia merupakan salah satu negara yang paling cocok untuk menjadi tempat pengembangan mobil murah tersebut, ujar dia. Salah satu alasannya karena biaya produksi otomotif di Indonesia sangat murah dibanding negara Asia lainnya. Menurut Vaidya, jumlah penduduk Indonesia yang besar merupakan pasar yang menjanjikan bagi pengembangan mobil murah. Jumlah kepemilikan kendaraan roda empat di Indonesia masih kurang, karena dari 1.000 orang baru 25 yang memiliki kendaraan roda empat. "Jumlah kendaraan roda dua di Indonesia masih mendominasi, jumlahnya mencapai 26 juta unit. Karena itu, peluang untuk pengembangan mobil murah sangat besara," katanya. Selain itu, ia mengatakan, Indonesia dapat menjadi pemasok mobil murah bagi empat "imaging market", yakni Cina, India, Brazil, dan Rusia. Ia menambahkan selain tren mobil murah, "eco car" juga mulai berkembang di Asia, termasuk dengan Asia Tenggara. "Thailand sudah memulainya lebih dulu. Semakin ke sini perhatian terhadap lingkungan akan semakin besar, karena itu penggunaan bahan bakar alternatif akan semakin besar," tambah Vaidya. Namun demikian, ia mengatakan, desain mobil di masa mendatang tetap akan disesuaikan dengan kebutuhan di masing-masing negara. Seperti halnya dengan spesifikasi mobil "eco car" dari Thailand akan terlalu tinggi bagi Indonesia, sehingga tidak dapat dipasarkan di Indonesia. "Mereka menetapkan standar tinggi seperti euro IV dan standar keamanan Eropa. Sehingga perlu penyesuaian jika dimasukan ke Indonesia," ujar dia.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009