Beijing (ANTARA) - Maskapai penerbangan asal Hong Kong Cathay Pacific Group dilaporkan mengalami kerugian hingga 21,65 miliar dolar HK sepanjang tahun 2020.
Kerugian tersebut menjadi catatan terburuk dalam 70 tahun terakhir dan pihak manajemen belum bisa memastikan dampak yang akan terjadi akibat pandemi COVID-19 pada beberapa bulan mendatang.
Kerugian tersebut kontras dengan laba sebesar 1,69 miliar dolar HK yang diraihnya pada 2019, demikian manajemen Cathay Pacific Group dilansir media China, Rabu.
Pihak manajemen menyebutkan pendapatan dari penjualan tiket penumpang mengalami penurunan drastis sehingga jadwal penerbangan pun dikurangi dengan kapasitas penumpang di bawah 10 persen sepanjang tahun 2020.
Pendapatan dari penumpang selama 2020 hanya 11,3 miliar dolar HK atau berkurang sekitar 84,3 persen dibandingkan 2019.
Pada musim panas tahun 2020 yang biasanya menjadi puncak kepadatan operasional penerbangan justru tidak menguntungkan bagi Cathay meskipun ada beberapa permintaan selama liburan sekolah di Hong Kong dan China menuju Inggris dan beberapa negara di Eropa.
Sementara pendapatan dari kargo pada 2020 naik sebesar 16,2 persen dibandingkan 2019 hingga menjadi 24,57 miliar dolar HK.
Sejak 20 Februari 2021, otoritas Hong Kong mewajibkan karantina ketat terhadap pilot dan awak kabin.
Pandemi COVID-19, pembatasan perjalanan, dan kewajiban karantina yang diberlakukan di seluruh dunia menyebabkan pasar penerbangan global terkena dampak yang cukup signifikan.
Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) memperkirakan situasi tersebut tidak akan normal kembali hingga 2024. (T.M038)
Baca juga: Hong Kong Airlines rumahkan 250 kru
Baca juga: Cathay Pacific akan berhentikan ratusan awak kabin internasional
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Suharto
Copyright © ANTARA 2021