Jakarta (ANTARA) - Petinju asal India Mary Kom mengatakan Tokyo akan menjadi ajang Olimpiade terakhir yang diikutinya, namun ia senang karena medali perunggunya pada 2012 banyak menginspirasi gadis-gadis muda di negara tersebut untuk melakoni cabang olahraga itu.
Atlet berusia 38 tahun tersebut sudah menjadi petinju selama 20 tahun, tetapi ia harus menunggu hingga Olimpiade London 2012 untuk meraih medali Olimpiade karena saat itu, untuk pertama kalinya, perempuan diizinkan untuk bertanding dalam cabang olahraga tinju.
“Tokyo akan menjadi Olimpiade terakhir saya, mengingat umur saya sekarang sudah 38 tahun, bahkan hampir 39,” kata Kom seperti dikutip Reuters, Rabu.
Baca juga: Survei: sebagian besar orang Jepang tidak ingin ada penonton asing
“Empat (atau tiga) tahun lagi adalah waktu yang panjang. Tentu saya sudah tidak lagi diizinkan untuk bertanding, meskipun saya yakin masih bisa terus bertinju sampai Olimpiade Paris 2024 nanti,” ujar Kom.
Batas usia yang ditetapkan bagi petinju adalah 40 tahun, namun diperpanjang menjadi 41 tahun untuk Olimpiade Tokyo karena penyelenggaraannya diundur satu tahun akibat pandemi pandemi COVID-19.
Kom yang tidak lolos kualifikasi Olimpiade Rio 2016 itu akhirnya meraih tiket ke Olimpiade Tokyo 2020 setelah mengalahkan seorang petinju muda pada 2019 lalu.
Baca juga: Presiden Tokyo 2020 janji hidupkan hasrat publik terhadap Olimpiade
Baca juga: CEO Tokyo 2020 bilang mustahil Olimpiade ditunda lagi
“Olimpiade adalah ajang yang sangat besar dan bergengsi. Bisa berpartisipasi dan memenangkan medali Olimpiade adalah impian bagi semua atlet, bahkan bisa mengubah hidup mereka,” tutur pemegang enam gelar juara dunia itu.
“Hidup saya berubah setelah menjadi seorang Olimpian dan memenangkan medali perunggu. Prestasi saya bahkan menginspirasi banyak perempuan untuk berolahraga, khususnya tinju.”
“Saya merasa bangga. Saya ingin lebih banyak perempuan unjuk gigi dalam cabang olahraga tinju. Saya berharap kedepannya tidak ada batasan bagi perempuan untuk bermain tinju dan berjuang, baik untuk diri mereka sendiri maupun negara mereka masing-masing,” ungkap Kom.
Baca juga: IOC serahkan keputusan penonton asing ke Jepang
Pewarta: Rr. Cornea Khairany
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021