Film ini selain melibatkan pemain lokal juga akan didukung oleh artis Putri Ayundia
Pekalongan (ANTARA) - Rumah Produksi Aksa Bumi Langit Bandung, Jawa Barat, menggarap film berjudul Alang-Alang di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, dengan melibatkan 65 persen kru dan pemain dari warga setempat.
Line Producer Film Alang-Alang Theo Dora Subakti di Pekalongan, Rabu, mengatakan bahwa pada film ini disutradarai sekaligus penulis cerita Khusnul Khitam yang merupakan putra daerah asal Kradenan, Kota Pekalongan.
"Film ini selain melibatkan pemain lokal juga akan didukung oleh artis Putri Ayundia. Proses film layar lebar ini akan diambil di wilayah Kota Pekalongan," katanya.
Menurut dia, sebelum proses syuting yang dilaksanakan pada Rabu (10/3) di sejumlah lokasi juga akan dilakukan proses selamatan secara sederhana dan terbatas sekaligus silaturahim kepada Pemerintah Kota Pekalongan, serta komunitas pegiat seni dan budaya dalam mendukung dan menyambut kelancaran proses syuting film "Alang-Alang".
Baca juga: "The Boy with Moving Image", sebuah kegelisahan dari sineas muda
"Kami datang ke sini sekaligus silaturahim, untuk proses syuting pertama yang mengambil lokasi di daerah ini mulai dilakukan Rabu ini," katanya.
Theo mengatakan proses syuting film berjudul "Alang-Alang" ini akan berlangsung selama 19 hari yaitu mulai 10 Maret 2021 hingga 28 Maret 2021.
Rumah Produksi Aksa Bumi, kata dia, menargetkan rilis film tersebut pada akhir tahun 2021 atau awal tahun 2022 yang akan bisa dinikmati oleh penggemar film-film di Indonesia.
Baca juga: Sutradara Bayu Skak temui Wawali Surabaya jelang syuting film Lara Ati
"Film Alang-Alang mengangkat tema perjuangan hidup seorang anak kecil yang menghadapi kerasnya kehidupan dan bagaimana dia tidak punya pilihan sehingga terkadang harus melakukan beberapa hal yang tak terduga," katanya.
Sutradara Film Alang-Alang Khusnul Khitam mengatakan penulisan naskah film ini sudah dilakukan sejak 2006 sebagai karya produksi dokumenter Alang-Alang, kemudian pada 2010 ini kembali menuliskan cerita fiksinya pada tahun 2010.
"Film berdurasi sekitar 90 menit ini mengisahkan tentang kisah kehidupan seorang anak yang tidak semestinya yaitu kehidupan anak-anak yang seharusnya di rumah dengan lingkungan yang positif tetapi terkadang tidak menemukan itu. Mereka tidak menemukan kasih sayang dan perlindungan maupun rasa aman di rumah sehingga ia mencoba keluar dari rumahnya untuk mencari harapan baru di luar sana," katanya.
Baca juga: Butet berharap seniman kembali produktif setelah vaksinasi COVID-19
Pewarta: Kutnadi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021