memang bukan hal yang mudah. Kenapa? Jumlah 'tracer' di Indonesia itu sangat terbatas

Jakarta (ANTARA) - Satgas Penanganan COVID-19 menyampaikan bahwa persentase pelacakan terhadap kontak erat dengan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 relatif masih rendah.

"Memang kita agak lemah untuk mencatat 'tracing' dari awal pandemi, karena memang bukan hal yang mudah. Kenapa? Jumlah 'tracer' di Indonesia itu sangat terbatas," ujar Ketua Tim Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan COVID-19, Dewi Nur Aisyah dalam talk show bertema "COVID-19 dalam angka: Pembelajaran berharga COVID-19" di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan tim pelacak COVID-19 memerlukan pelatihan khusus karena turun ke lapangan dan harus mengerti apa yang harus digali.

Baca juga: Pelibatan TNI-Polri jadi pelacak COVID-19 karena latar belakang nakes

Ia mengemukakan pada periode November 2020 - Januari 2021, kasus positif dilacak kontak eratnya baru mencapai 77,8 persen.

"Pada periode itu, kita punya target 80 persen dari seluruh pasien terkonfirmasi ini dilacak kontak eratnya, capaian baru 77,8 persen," katanya.

Ia mencontohkan, misalnya ada 100 orang positif COVID-19, berarti baru 80 orang dari 100 orang positif COVID-19 yang dilacak kontak eratnya dalam waktu 3x24 jam.

Baca juga: Menkes: Dibutuhkan 89 ribu Bhabin-Babinsa untuk jadi pelacak COVID-19

Setelah diikuti kontak eratnya, lanjut dia, harus dilakukan pemantauan setiap harinya. Pemantauan terhadap kontak erat memiliki rasio 37,8 persen, jauh dari target yang sebesar 80 persen.

"Tracer nggak mudah, bukan hanya nyari, tapi harus dipantau setiap hari," ucapnya.

Di sisi lain, Dewi juga menyampaikan rasio jumlah kontak erat yang dilacak rata-ratanya baru mencapai 3,5 orang. Semwntara target yang ditetapkan untuk rasio kontak erat yang dilacak per satu orang positif sebanyak 10 sampai 30 orang.

Baca juga: Ganjar pastikan kontak erat TKI pembawa varian baru COVID-19 diisolasi

"Maksudnya, satu orang positif, orang yang kontak erat baru ditemukan rata-ratanya sekitar 3,5 orang," paparnya.

Sementara itu tercatat pada periode Desember 2020 - Januari 2021, jumlah kasus COVID-19 mencapai 112.327.

Untuk pelacakan kontak erat mencapai 390.383 orang. Dari angka tersebut, sebanyak 242.635 orang merupakan kontak erat dalam pemantauan, dan sisanya 147.748 sudah selesai dipantau.

Baca juga: Pemerintah telusuri kontak erat kasus positif mutasi COVID-19 B117

Baca juga: Positif COVID-19 RI bertambah 5.633 pasien per 10 Maret

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021