Jakarta (ANTARA) - Pemerintah optimistis target Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2021 dari sektor pertanian sebesar 3,3 hingga 4,27 persen akan tercapai meskipun lebih tinggi dari realisasi 2020.
Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian, Musdhalifah Machmud di Jakarta, Rabu mengatakan, pada masa pandemi virus Corona (COVID-19) 2020, berbagai industri menghadapi tekanan, namun, sektor pertanian mencatatkan capaian positif selama 2020.
Oleh karena itu, lanjutnya, pemerintah optimistis PDB sektor pertanian dapat menyentuh kisaran 3,3–4,27 persen sepanjang 2021. Target tersebut lebih tinggi daripada realisasi PDB pertanian tahun lalu yang hanya tumbuh kisaran 1,75 persen.
Baca juga: BNI dukung penguatan sektor pertanian dengan Milenial Smartfarming
"Pertimbangannya, pada 2020 sektor pertanian, kehutanan dan perikanan mampu tumbuh positif akibat terstimulus fiskal bansos dan membaiknya kondisi ekonomi sejak kuartal III/2020," katanya dalam webinar 'Prospek Agribisnis Indonesia 2021'
Secara spesifik, lanjutnya, subsektor tanaman pangan dan hortikultura memperlihatkan pertumbuhan yang lebih tinggi, masing-masing tumbuh 3,54 persen dan 4,17 persen pada 2020.
Hal tersebut disebabkan perbaikan produksi kedua subsektor serta realisasi ekspor yang membaik pada subsektor hortikultura.
Kemenko Perekonomian mencatat, sepanjang 2020 ekspor pertanian berhasil meningkat 14,03 persen. Sedangkan per Januari 2021, ekspor sektor pertanian masih berada pada posisi positif di kisaran 14,92 persen.
"Ternyata di masa pandemi, permintaan terhadap produk buah-buahan dan sayur-sayuran cukup tinggi, ini jadi pemicu pertumbuhan ekonomi kita yang lebih positif," katanya.
Baca juga: Kementan: Peningkatan produksi beras bukti strategi sektor pertanian
Karena itu, pemerintah berupaya mendorong di sisi produksi dan permintaan sektor ini, agar target proyeksi bisa mencapai ekspektasi pemerintah.
Ia mengatakan, untuk dapat mencapai proyeksi tersebut, diperlukan dorongan dari sisi produksi sekaligus permintaan. Selain itu, perbaikan harga komoditas, khususnya dari subsektor tanaman perkebunan diharap mampu mendorong pertumbuhan PDB.
Pada 2020, PDB sektor pertanian tercatat sebesar 1,75 persen. Salah satu yang menjadi andalan di sektor pertanian dari perkebunan.
Meningkatnya permintaan dan harga komoditas dinilai akan mengerek PDB di sektor perkebunan,termasuk komoditas ekspor unggulan Indonesia yakni kelapa sawit.
"Harapan kita kelapa sawit menjadi penopang kita, penghasil devisa utama bisa tumbuh lebih besar lagi," katanya.
Sebagai informasi, PDB sektor perkebunan pada tahun 2020 lalu sebesar 1,33 persen. Pada tahun ini, PDB dari sektor perkebunan akan digenjot hingga mencapai 4,1 persen sampai dengan 5,07 persen.
Dua sektor lain yang juga akan digenjot oleh pemerintah adalah peternakan dan perikanan. PDB dari sektor peternakan ditargetkan mencapai 3,72 persen sampai dengan 4,68 persen sedangkan sektor perikanan 3,43 persen sampai 4,38 persen.
Pengamat Pertanian yang juga Mantan Menteri Pertanian Prof. Bungaran Saragih mengatakan, berdasarkan sejarah, sektor pertanian mampu menjadi alat pertahanan selama krisis.
"Dalam banyak krisis-krisis lalu juga yang terjadi selalu sistem agribisnis menjadi pengaman bagi perekonomian kita," katanya.
Bungaran mencontohkan kejadian pada 1998 di masa krisis moneter tersebut justru agribisnis menjadi booming.
Secara spesifik, pemerintah memproyeksi pertumbuhan PDB subsektor tanaman pangan tahun ini 1,3 persen hingga 2,29 persen, dan hortikultura 1,74 persen hingga 2,69 persen.
Sementara itu untuk tanaman perkebunan diprediksi tumbuh 4,10 - 5,07 persen sedangkan peternakan bisa tumbuh 3,72 - 4,68 persen setelah tumbuh negatif tahun lalu 0,33 persen. Adapun untuk jasa pertanian dan perburuan diharap tumbuh 0,85 persen hingga 1,79 persen.
Pewarta: Subagyo
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021