Jakarta (ANTARA) - Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kementerian Kesehatan dr. Rita Rogayah mengatakan, saat ini mereka mempersiapkan sistem rujukan berbasis kompetensi untuk pelayanan kesehatan ginjal yang lebih praktis dan mumpuni.
"Fasilitas kesehatan tahap pertama bisa melakukan rujukan apa bisa langsung ke rumah sakit kelas A, B atau C sehingga tidak perlu rujukan berjenjang," ujar dia dalam sebuah diskusi bertepatan dengan Peringatan Hari Ginjal Sedunia yang diselenggarakan virtual, Rabu.
Menurut dia, dalam hal ini kompetensi masing-masing rumah sakit akan menjadi pertimbangan termasuk mengenai sumber daya manusia, sarana, prasarana dan alat kesehatan serta obat.
Baca juga: RSCM lakukan 50 transplantasi ginjal setiap tahun
Baca juga: Menjawab mitos seputar transplantasi ginjal
Khusus untuk sarana, prasarana dan alat difokuskan pada pelayanan ginjal berupa terapi pengganti ginjal, hemodialisa (HD) dan peritoneal dialisa (CAPD) serta pelayanan transplantasi ginjal yang saat ini diupayakan ditambah penyelenggarannya di rumah sakit.
Sistem disiapkan di tengah belum berjalan dengan baiknya sistem rujukan yang tersedia saat ini.
Dalam kesempatan itu, Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan, dr. Abdul Kadir menyoroti masih terbatasnya dan belum meratanya pelayanan pada pasien termasuk dalam hal HD dan CAPD karena masih terpusat di pulau Jawa dan Bali.
Dia, sama halnya dengan Rita berkomitmen agar fasilitas kesehatan bisa memberikan pelayanan kepada semua masyarakat.
"Cakupan CAPD masih kurang, masyarakat belum mengenal karena kurang sosialisasi. Kita kurang SDM terlatih melakukan CAPD. Kita harapkan ke depan di samping penyediaan HD, rumah sakit besar juga bisa melakukan tindakan transplantasi ginjal
Rita mengatakan, selain sistem rujukan, ganjalan pelayanan kesehatan ginjal juga mencakup program promotif preventif untuk kesehatan ginjal yang belum berjalan baik dan kekurangan sumber daya manusia yang kompeten terkait pelayanan ginjal.
Walau begitu, dia berkomitmen menguatkan pelayanan kesehatan ginjal di tanah air antara lain melalui regulasi peningkatkan akses dan mutu serta sistem informasi guna terwujudnya akses pelayanan dasar dan rujukan berkualitas bagi masyarakat.
Baca juga: Bukan obat, tapi penyakit hipertensi dan diabetes yang merusak ginjal
Baca juga: Tips agar ginjal tetap sehat di 2021
Baca juga: Tips menjaga kesehatan ginjal
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021