pembentukan mekanisme koordinasi nasional antara infrastruktur di pelabuhan dan jalan untuk menciptakan akses yang lebih baik ke pelabuhan
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perhubungan menghadiri pertemuan Kelompok Kerja Transportasi Laut ASEAN atau ASEAN Maritime Transport Working Group (MTWG) ke-40 secara virtual.
Pelaksana Tugas (Plt) Kasubdit Angkutan Laut Luar Negeri, Yudhonur Setyaji dalam rilis yang diterima Antara di Jakarta, Rabu, mengatakan pemerintah melalui Ditjen Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan selalu berperan aktif dalam mewujudkan konektivitas dunia melalui sektor transportasi laut dengan cara mengikuti forum-forum Internasional.
Salah satunya adalah pertemuan ASEAN Maritime Transport Working Group (MTWG) ke-40 yang diselenggarakan sejak Selasa (9/3) hingga hari Rabu ini (10/3).
Pertemuan AMTWG ke-40 ini diselenggarakan secara virtual, yang kedua kalinya setelah AMTWG ke-39 sebelumnya, dan diikuti oleh seluruh negara ASEAN, termasuk Indonesia dengan Pemerintah Thailand sebagai tuan rumah.
Bertindak selaku Chairman adalah Somchai Sumanuskajonkul, Deputy Director General of Marine Department of Thailand. Sedangkan posisi Vice Chairman dipegang oleh Tran Thi Tuyet Mai Anh, Direktur International Cooperation Department Vietnam.
Yudho mengungkapkan terdapat beberapa agenda penting yang perlu ditindaklanjuti oleh Pemerintah Indonesia, antara lain terkait dengan Implementasi Electronic Data Interchange (EDI) di pelabuhan-pelabuhan ASEAN.
“Kemudian pembentukan mekanisme koordinasi nasional antara infrastruktur di pelabuhan dan jalan untuk menciptakan akses yang lebih baik ke pelabuhan,” kata Yudho.
Selanjutnya adalah peningkatan kapasitas dari 47 Pelabuhan di ASEAN yang telah ditentukan, di mana 14 di antaranya adalah pelabuhan di Indonesia, serta perkembangan operasi dan keberlangsungan pelayaran feri RoRo rute Dumai-Melaka dan juga Bitung-Davao/General Santos.
“Selain itu, yang juga penting untuk dibahas adalah terkait peningkatan sistem navigasi dan sarana keselamatan sesuai dengan standar internasional, pengembangan dan implementasi dari kebijakan menuju bahan bakar dan kapal yang lebih bersih, implementasi Maritime Labour Convention (MLC) 2006, ASEAN Comprehensive Recovery Framework (ACRF), serta progres dari aktivitas-aktivitas di bawah kerjasama dengan IMO,” ujarnya.
Pada pertemuan ASEAN MTWG ke-40 ini, negara-negara ASEAN juga diminta untuk menyampaikan informasi terbaru tentang mekanisme koordinasi nasional antara infrastruktur di pelabuhan dan jalan untuk akses yang lebih baik ke pelabuhan.
“Terkait hal ini, Indonesia menyampaikan bahwa koordinasi pembangunan akses jalan dari dan ke pelabuhan dimotori oleh Kemenko Perekonomian, sedangkan pembangunan jalan merupakan wewenang Kementerian Pekerjaan Umum, dan pembangunan infrastruktur Pelabuhan merupakan wewenang Kementerian Perhubungan,” ujarnya.
Sebagai informasi, ASEAN MTWG adalah pertemuan ASEAN di tingkat teknis yang membahas program dan kegiatan di sektor transportasi laut di bawah Kuala Lumpur Transport Strategic Plan (KLTSP) 2016-2025. Adapun KLTSP adalah rencana induk 10 tahun untuk sektor transportasi ASEAN, yang bertujuan untuk meningkatkan integrasi ekonomi regional.
Melalui ASEAN MTWG, negara-negara anggota ASEAN akan menjalin kerjasama dengan mitra dialog seperti Cina, Jepang, dan Republik Korea, serta mitra internasional seperti Organisasi Maritim Internasional (IMO) mengenai kepentingan bersama untuk meningkatkan konektivitas, efisiensi, keselamatan, dan keberlanjutan dalam sektor transportasi laut.
Hasil dari pertemuan ASEAN MTWG ini kemudian akan dilaporkan pada tingkat pertemuan yang lebih tinggi, yaitu Senior Transport Officials Meeting (STOM), yang selanjutnya akan dilaporkan lagi pada tingkat yang lebih tinggi, yaitu ASEAN Transport Ministers Meeting (ATM).
Baca juga: Menhub dan menteri ASEAN-China bahas penguatan transportasi logistik
Baca juga: Kemenhub tawarkan investasi transportasi ke ASEAN dan Korea
Baca juga: Perjanjian transportasi udara EU-ASEAN diperkirakan selesai pada 2021
Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021