Jakarta (ANTARA) - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) bersama Huawei Indonesia dan Institut Teknologi Del (IT Del) Sumatera Utara memberikan edukasi keamanan siber kepada pelajar dan mahasiswa dengan tema "Memahami Modus Kejahatan Rekayasa Sosial Platform Digital dan Upaya Pencegahannya" dalam dalam gelaran "TechDay 2021", Selasa.

Acara yang merupakan implementasi nota kesepahaman antara Huawei Indonesia dengan IT Del dan BSSN itu dilanjutkan dengan workshop bertema "AI dan Big Data Teknologi untuk Penerapan Strategi Nasional Ekonomi Digital” serta “Seni Muslihat Siber.”

Tenaga Ahli Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hokky Situngkir dalam siaran pers, Selasa, mengatakan, "Webinar yang digagas Huawei dan IT Del ini saya percaya akan semakin relevan di masa-masa mendatang terutama manakala kita semua bergerak menuju ke digital. Banyak hal terkoneksi satu sama lain."

Hokky juga mengungkapkan bahwa masifnya penggunaan teknologi di matra sosial melalui upaya tindak kejahatan rekayasa sosial pada platform-platform digital juga perlu diantisipasi.

Baca juga: Huawei fokus ke inovasi teknologi inklusif untuk bangkit dari pandemi

Baca juga: Huawei perkenalkan ponsel lipat generasi baru Mate X2

Oleh karena itu, agar masyarakat memahami upaya pencegahannya sehingga tetap dapat melakukan produktivitasnya dengan efisien dan aman, diperlukan dukungan edukasi yang intensif dari berbagai pihak.

“Untuk itu, kami memberikan apresiasi yang tinggi atas komitmen dan konsistensi Huawei Indonesia dalam mendukung BSSN meningkatkan literasi keamanan siber di kalangan akademik, serta mengembangkan kompetensi dan pengetahuan talenta masa depan Indonesia di bidang keamanan siber seperti yang hari ini dilakukan bersama IT Del,” ujarnya.

Lebih dari 2.000 pelajar SMA dan mahasiswa mengikuti gelaran yang menghadirkan pembicar Dosen IT Del Dr. rer.nat. Johannes H. Sianipar, Direktur Pengendalian Infomasi, Investigasi dan Forensik Digital, Bondan Widiawan S.Kom., M.Si, Direktur ICT Strategi dan Business Huawei Indonesia Mohamad Rosidi, Dosen Politeknik Siber dan Sandi Negara Arif Rahman Hakim S.ST.,M.M, M.Eng dan Senior Consultant and Learning Facilitator Huawei Simon Tsang.

Konsistensi dan keseriusan untuk mengembangkan kompetensi SDM digital masa depan Indonesia oleh Huawei dan BSSN mendapatkan sambutan positif dari Rektor IT Del, Prof. Ir. Togar M. Simatupang M. Tech., Ph.D.

"Kolaborasi ini juga bermanfaat bagi dunia pendidikan seperti IT Del dalam melahirkan talenta-talenta digital potensial yang mampu memenuhi kebutuhan industri. Apresiasi yang tinggi kami sampaikan untuk Huawei Indonesia,” kata dia.

Ken Qi, Vice President Public Affairs and Communications Huawei Indonesia menggunakan analogi mengenai internet dan dunia digital sebagai dua sisi mata uang. Di satu sisi, digitalisasi mendatangkan kenyamanan, sebagaimana terjadi saat pandemi. Tetapi di sisi lain banyak ancaman siber yang bermunculan.

"Memahami kedua sisi sekaligus itulah yang menjadi tujuan yang hendak dicapai melalui kolaborasi yang baik antara pemerintah, industri dan akademisi mengenai bagaimana membangun dan meningkatkan kesadaran tentang keamanan siber bagi siswa SMA dan universitas," kata dia.

Keamanan siber merupakan salah satu faktor yang harus diantisipasi oleh semua kalangan di era Internet of Things yang serba terhubung dan memiliki konektivitas tanpa kenal batas-batas negara.

Keamanan siber menjadi semakin penting untuk dipahami di tengah makin cepatnya transformasi digital di semua sektor dan makin gencarnya produktivitas masyarakat berbasis koneksi internet yang meningkat pesat akibat pandemi COVID-19.

"Huawei TechDay 2021 ini merupakan penegasan dari komitmen Huawei melalui nota kesepahaman dengan IT Del mengenai pengembangan ekosistem lokal bagi penguasaan TIK dan kompetisi global," kata dia.

“Huawei TechDay 2021 yang kami gelar bersama IT Del menjadi bagian dari tekad yang kami cetuskan tahun lalu di mana kami bertekad untuk mengembangkan kompetensi 100 ribu sumber daya manusia (SDM) Indonesia di bidang teknologi digital dalam kurun waktu 5 tahun. Misinya adalah turut membantu Indonesia yang pada tahun 2025 membutuhkan sedikitnya 9 juta SDM mumpuni di bidang teknologi digital yang akan berperan penting sebagai akselerator terwujudnya visi bangsa menjadi kekuatan ekonomi digital terkemuka di dunia pada 2045,” ujar Ken.

Untuk mewujudkan tekadnya tersebut, Huawei akan terus membangun sinergi multiple helix dengan berbagai pihak, seperti pemerintah, dunia pendidikan, industri dan komunitas.

Huawei juga telah membangun Huawei ASEAN Academy Engineering Institute di Indonesia yang merupakan Huawei Academy dengan fasilitas terlengkap dan tercanggih di Asia Pasifik.

Huawei ASEAN Academy Engineering Institute yang terdiri dari Business College, Technical College dan Engineering College didukung lebih dari 100 trainer, lebih dari 3000 kursus atau pelatihan, lebih dari 100 mirroring environment, serta dilengkapi dengan laboratorium-laboratorium, ruang-ruang kelas, pusat pelatihan, hingga fasilitas untuk mempelajari instalasi hardware dan pekerjaan-pekerjaan di lapangan.

Baca juga: Oppo pimpin pasar smartphone di China salip Huawei

Baca juga: Huawei akan buat mobil listrik, libatkan Changan Auto dan BAIC

Baca juga: Huawei berencana buat mobil listrik?

Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021