Pelemahan IHSG salah satunya dipicu masih ada potensi tren kenaikan daripada US Treasury 10 year.
Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa ditutup turun karena masih ada potensi kenaikan imbal hasil (yield) obligasi Amerika Serikat.
IHSG ditutup melemah 48,82 poin atau 0,78 persen ke posisi 6.199,65. Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 12,38 poin atau 1,32 persen ke posisi 927,85.
"Pelemahan IHSG salah satunya dipicu masih ada potensi tren kenaikan daripada US Treasury 10 year," kata analis Bina Artha Sekuritas Nafan Aji di Jakarta.
Baca juga: IHSG diperkirakan terkonsolidasi dibayangi imbal hasil obligasi AS
Imbal hasil (yield) obligasi AS tenor saat ini masih berada di level 1,53 persen meski sebelumnya sempat mencapai level 1,6 persen.
Persetujuan terhadap stimulus fiskal pemerintah AS sebesar 1,9 triliun dolar AS oleh Senat AS di akhir pekan lalu dan janji Gubernur The Fed Jerome Powell untuk mempertahankan stimulus moneter untuk menopang pemulihan ekonomi AS, telah menopang kembali naiknya tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS dalam beberapa hari terakhir.
Selain itu, lanjut Nafan, terkoreksinya IHSG juga didorong sentimen perpanjangan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro hingga dua pekan ke depan.
"Di sisi lain, belum terdapat data makroekonomi domestik yang memberikan high positive impact terhadap pasar," ujar Nafan.
Baca juga: IHSG ditutup merosot, terseret pelemahan bursa regional
Dibuka menguat, IHSG bergerak variatif sepanjang sesi pertama. Pada sesi kedua, IHSG menghabiskan waktu di zona merah hingga akhirnya ditutup turun.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, seluruh sektor terkoreksi dimana sektor transportasi dan logistik turun paling dalam yaitu minus 2,29 persen, diikuti sektor kesehatan dan sektor barang baku masing-masing minus 1,56 persen dan minus 1,1 persen.
Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau "net foreign sell" sebesar Rp783,73 miliar.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.410.550 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 24,8 miliar lembar saham senilai Rp13,45 triliun. Sebanyak 140 saham naik, 343 saham menurun, dan 145 saham tidak bergerak nilainya.
Sementara itu, bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei menguat 284,69 poin atau 0,99 persen ke 29.027,94, indeks Hang Seng naik 232,4 poin atau 0,81 persen ke 28.773,23, dan indeks Straits Times meningkat 35,91 atau 1,17 persen poin ke 3.107,07.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021