Jakarta (ANTARA) -
Ketua POKJA Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr. Erlina Burhan mengatakan terbitnya izin penggunaan darurat vaksin AstraZeneca dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) merupakan kabar gembira untuk Indonesia.
"Selain karena ada pilihan selain vaksin Sinovac, juga untuk segera bisa mencapai 'herd immunity'," kata Erlina dalam bincang-bincang daring, Selasa.
Dokter spesialis paru ini mengatakan, kekebalan kelompok sangat penting untuk segera dicapai saat ini agar siklus penularan tidak terus terjadi. Semakin banyaknya pilihan dan jumlah vaksin yang diberikan kepada masyarakat bakal mempercepat proses vaksinasi, maka kekebalan kelompok bisa cepat dicapai.
Baca juga: Presiden Jokowi sebut 4,6 juta vaksin AstraZeneca segera tiba Maret
Baca juga: BPOM: Uji sampel vaksin AstraZeneca aman dan dapat ditoleransi baik
Vaksin AstraZeneca telah disetujui oleh BPOM karena efikasi dan keamanannya telah memenuhi syarat. Vaksin ini juga sudah direkomendasikan WHO.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI telah melakukan uji klinis Vaksin AstraZeneca terhadap 23.745 subjek dengan laporan hasil yang aman dan dapat ditoleransi dengan baik.
Hasil evaluasi keamanan berdasarkan data uji klinis secara keseluruhan pemberian vaksin dua dosis dengan interval 4-12 pada pada total 23.745 subjek, dinyatakan aman dan dapat ditoleransi dengan baik.
Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito Kejadian mengatakan, efek samping yang dilaporkan dalam studi klinik umumnya sedang dan ringan.
Yang dominan dilaporkan adalah reaksi lokal pada lokasi penyuntikan,seperti nyeri, kemerahan, gatal hingga pembengkakan.
Sedangkan reaksi sistemik yang ringan dari efek vaksin tersebut, seperti kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, meriang, nyeri sendi, demam, dan muntah.
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap khasiat, vaksin tersebut dapat merangsang pembentukan antibodi yang baik pada populasi dewasa maupun lansia dengan rata-rata peningkatan antibodi Imunoglobulin M (IgM) berkisar 32 kali setelah dosis kedua usia 18-60 tahun serta 21 kali pada kelompok lansia di atas 65 tahun.
Vaksin tiba di Bandara Soekarno Hatta, Senin (8/3) petang dan disaksikan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Indonesia menerima pengiriman pertama vaksin AstraZeneca sebanyak 1.113.600 vaksin jadi, dengan total berat 4,1 ton, terdiri dari 11.136 karton vaksin.
Baca juga: BPOM resmi terbitkan izin penggunaan darurat Vaksin AstraZeneca
Baca juga: BPOM: Negara berpopulasi muslim juga izinkan vaksin AstraZeneca
Baca juga: UNICEF dukung vaksinasi Indonesia agar kegiatan anak kembali normal
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021