Jakarta (ANTARA) - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro mengharapkan pengembangan inovasi dan teknologi untuk pemulihan ekonomi, yang menjadi kebutuhan mendesak saat ini.
"Ketika kita bicara pemulihan ekonomi maka yang diharapkan adalah bagaimana caranya agar ekonomi tetap tumbuh, produktivitas ekonomi bisa kembali tapi di sisi lain kita juga tetap menjaga protokol kesehatan," kata Menristek Bambang dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) 2021, di Jakarta, Senin.
Menurut Menristek/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang, untuk mencari solusi dari pertumbuhan ekonomi dan pelaksanaan protokol kesehatan dengan sebaik-baiknya, maka jawabannya ada di teknologi, dan tentunya harus teknologi yang relevan dengan kondisi pandemi dan dengan kemajuan terakhir dari teknologi.
Baca juga: Menteri dorong ekosistem inovasi bagi penguasaan teknologi paling maju
Dengan demikian, teknologi digital dan teknologi revolusi industri ke-4 harus segera menjadi arus utama (mainstream) di dalam perkembangan inovasi teknologi Indonesia. Teknologi itu berguna untuk melewati masa pandemi, pemulihan ekonomi, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Menristek menuturkan inovasi dan teknologi menjadi kunci untuk pertumbuhan ekonomi agar Indonesia bisa ke luar dari negara berpendapatan menengah menuju negara maju. Bangsa Indonesia ingin menjadikan dirinya sebagai negara maju pada 2045, dan itu semua membutuhkan ekonomi berbasis inovasi.
"Kita hanya bisa tumbuh lebih cepat kita hanya bisa loncat kalau kita mau serius melakukan yang namanya ekonomi berbasis inovasi tentunya inovasi yang kita lakukan tadi harus berpijak pada kondisi hari ini artinya kita menjadikan kondisi hari ini sebagai persiapan kita untuk masuk ekonomi berbasis inovasi," tuturnya.
Dalam skala yang jauh lebih kecil, Menristek Bambang menuturkan paling tidak cikal bakal dari ekonomi berbasis inovasi sudah mulai kelihatan dengan lahirnya berbagai inovasi dan teknologi untuk menghadapi pandemi COVID-19.
Sejak munculnya kasus pertama COVID-19 di Indonesia pada 2 Maret 2020, sudah lebih dari 60 produk riset dan inovasi dihasilkan untuk mendukung percepatan penanggulangan pandemi COVID-19 di Indonesia.
Baca juga: Menristek: Manufaktur dan litbang tingkatkan produk dalam negeri
Baca juga: Menristek: Nasionalisme sains tidak menutup kerja sama asing
Baca juga: Menristek dorong inovasi pengelolaan sampah hasilkan energi
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021