Sebaiknya diperhitungkan dengan matang karena ini petani kita mulai panen, petani butuh perhatian agar hasil panennya betul-betul bisa terbeli karena ongkos produksinya tidak murah.
Semarang (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta pemerintah pusat untuk memperhitungkan dengan matang rencana melakukan impor beras sebanyak 1 juta ton karena para petani mulai memasuki musim panen.
"Sebaiknya diperhitungkan dengan matang karena ini petani kita mulai panen, petani butuh perhatian agar hasil panennya betul-betul bisa terbeli karena ongkos produksinya tidak murah," katanya di Semarang, Senin.
Ganjar juga mempertanyakan urgensi impor beras dan meminta pemerintah memperhitungkan agar tidak mengguncang situasi pada saat memasuki musim panen ini.
"Kalau alasan darurat bencana, boleh-boleh saja ataupun impor beras khusus dan karena kebutuhan daerah tertentu, silakan, tapi harus dijelaskan secara detil agar tidak mengguncang situasi pada saat kita mau panen. Inikan sudah masuk musim panen," ujarnya.
Baca juga: Masuk masa panen, KTNA minta pemerintah kaji ulang rencana impor beras
Politikus PDI Perjuangan itu menyebutkan pada musim panen ini produksi beras di Indonesia dipastikan surplus dan berdasarkan perhitungan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun), Jateng akan ada surplus 1 juta ton.
"Iya kira-kira begitu (surplus, red). Kemarin dinas kita sudah menghitung, kalau dari sisi kebutuhan, kita bisa surplus satu jutaan (ton)," katanya.
Pemerintah pusat akan melakukan impor beras sebanyak 1 juta ton pada awal tahun ini untuk menjaga stok beras nasional.
Baca juga: BPS sebut produksi beras berpotensi naik tajam tahun ini
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto mengatakan bahwa impor beras sebesar 1 juta ton yang dibagi 500.000 ton untuk cadangan beras pemerintah (CBP) dan sisanya sesuai kebutuhan Bulog.
Menurut dia, stok beras perlu dijaga karena pemerintah perlu melakukan pengadaan beras besar-besaran untuk pasokan beras bansos selama masa PPKM serta terjadi bencana di beberapa tempat yang dinilai mengancam ketersediaan pasokan beras nasional.
Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021