Perempuan tidak hanya berada di belakang layar karena memiliki energi, pengaruh dalam kemajuan sebuah bangsa
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin berharap para perempuan di Indonesia mampu mengampanyekan perang melawan kekerasan berbasis gender (KBG).

"Kerja dan gerak bersama dari berbagai pihak dan berbagai lapisan untuk melakukan penanganan dan membangun rujukan adalah harapan. Pelibatan kaum adam dalam pembangunan kesejahteraan perempuan untuk akhiri kekerasan berbasis gender juga penting untuk dikedepankan," kata Aziz dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Beberapa waktu terakhir KBG menjadi persoalan utama yang menimpa perempuan di tengah pandemik COVID-19. Kekerasan berbasis gender diartikan sebagai kekerasan langsung pada seseorang yang didasarkan atas seks atau gender. Ini termasuk tindakan yang mengakibatkan bahaya atau penderitaan fisik, mental atau seksual, ancaman, paksaan, dan penghapusan kemerdekaan.

Bahkan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) bersama organisasi perempuan lainnya, telah meluncurkan panduan perlindungan hak perempuan dari diskriminasi dan kekerasan berbasis gender (KBG) dalam situasi pandemik.

Ia menyatakan peringatan Hari Perempuan Internasional 8 Maret 2021 merupakan momentum bahwa perempuan Indonesia harus berani menghadapi tantangan serta rasa takut dalam menggapai cita-cita.

Baca juga: Komnas Perempuan: Jakarta daerah paling tinggi kekerasan perempuan

Baca juga: Komnas Perempuan catat 299.911 kekerasan perempuan kurun 2020


"Perempuan tidak hanya berada di belakang layar karena memiliki energi, pengaruh dalam kemajuan sebuah bangsa," ujarnya.

Orang tua selalu berpesan, bahwa perbuatan besar diawali dari langkah pertama. Meskipun berupa langkah kecil, tapi itu menjadi penentu bahwa semua sudah bergerak.

"Perempuan Indonesia harus berani menggapai cita-cita. Choose to Challenge," ucap Azis menegaskan.

Menurut dia, hidup di alam modern dan demokratis, membuat kesempatan perempuan terbuka luas. Tiada ada lagi kekhawatiran, keraguan, hingga ketakutan yang dulu kerap mendominasi. Pemerintah melindungi setiap hak warga negara.

”Pemerintah memberikan keleluasaan untuk membangun bangsa ini. Mulai-lah berkarya dengan passion yang dimiliki. Soal tantangan di tengah jalan, tak lantas jadi penghalang, justru dijadikannya sebagai motivasi untuk maju," tutur Aziz.

Ia mengingatkan keberanian mengalahkan ketakutan juga yang menjadi modal saat menjejakkan kaki pada persaingan semua lini. Prinsip berani melangkah dan tak lupa pada rumah utamanya yakni keluarga, harus terus dipegang teguh oleh para perempuan Indonesia.

Baca juga: Komnas Perempuan: Manajemen kekerasan laki-laki dan perempuan rendah

Baca juga: Perempuan alami kekerasan psikologis selama pandemi

Pewarta: Fauzi
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2021