Melalui Access, jumlah desa berlistrik dapat meningkat dan ini sejalan dengan program pengembangan energi terbarukan menuju target bauran energi nasional sebesar 23 persen pada 2025

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjalin sejumlah kerja sama dalam upaya meningkatkan penyediaan energi bersih dan berkelanjutan khususnya di wilayah pedesaan dan terpencil, guna memenuhi target pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).

Bersama Ministry of State Administration Republik Timor-Leste dan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) di Indonesia dan Timor Leste, Kementerian ESDM meluncurkan inisiatif kerja sama peningkatan akses energi bersih bagi wilayah pedesaan dan terpencil melalui proyek Accelerating Clean Energy Access to Reduce Inequality (Access).

Dikutip dari laman Kementerian ESDM di Jakarta, Senin, dengan pendanaan senilai 18 juta dolar AS dari proyek selama empat tahun Korea International Cooperation Agency (KOICA), sekitar 20 ribu orang yang tinggal di daerah terpencil di Indonesia dan Timor-Leste akan memperoleh akses listrik dan air bersih yang berasal dari tenaga surya.

Proyek Access memberikan dukungan peningkatan akses ke sumber air yang aman dan andal dengan menggunakan energi terbarukan.

"Kami sangat menyambut baik inisiatif kerja sama ini, yang didukung pendanaannya oleh KOICA. Melalui Access, jumlah desa berlistrik dapat meningkat dan ini sejalan dengan program pengembangan energi terbarukan menuju target bauran energi nasional sebesar 23 persen pada 2025," ungkap Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana.

Baca juga: RI - Jerman dukung transisi energi bersih

Country Director KOICA Indonesia Office Jeong Hoe Jin menyebutkan pihaknya siap bekerja sama untuk kemitraan Access serta berkomitmen untuk memastikan akses ke energi bersih dan mengatasi masalah kesenjangan energi. Kerja sama tersebut di bawah kerangka Kerja sama Selatan-Selatan dan Segitiga antara Timor-Leste dan Indonesia, KOICA dan UNDP.

Sementara itu Kepala Perwakilan UNDP Indonesia Norimasa Shimomura mengatakan setiap orang di Indonesia harus memiliki akses listrik yang dapat diandalkan.

Namun, seiring dengan adanya perubahan iklim, harus dilakukan juga upaya menekan laju emisi CO2, dengan melakukan transisi ke sumber energi yang lebih bersih, efisien, dan bisa diperbaharui.

"Kami menghargai kemitraan dengan Kementerian ESDM dan KOICA untuk menyediakan pasokan listrik bersih yang sangat dibutuhkan bagi masyarakat terpencil di pulau-pulau kecil di Indonesia, terutama bagi komunitas yang sekarang menggunakan listrik dari tenaga diesel yang tidak berkelanjutan," ujarnya.

Di Indonesia, Acesss akan dilaksanakan di 23 desa di empat provinsi, yaitu Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan Tengah. Proyek ini akan membangun pembangkit listrik tenaga surya off-grid dengan kapasitas total 1,2 MW.

Sedangkan, di Timor-Leste, proyek ini akan dilaksanakan di 25 desa di Kota Dili (Pulau Atauro), Manatuto dan Bobonaro, serta akan menggunakan sekitar 1.000 lampu tenaga surya hemat energi dan 10 pompa air tenaga surya untuk menyediakan akses air bersih.

Baca juga: Opsi teknologi dan inovasi untuk bauran energi


Program Patriot Energi

Selain Access, Kementerian ESDM juga akan menjalankan Program Patriot Energi, bekerja sama dengan Inisiatif Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (Ibeka), yang digawangi oleh Tri Mumpuni.

Program ini bertujuan untuk mewujudkan Indonesia terang dan berkeadilan dengan pemanfaatan energi terbarukan. Program Patriot Energi awalnya diluncurkan pada 2015 dan kembali dijalankan pada 2021 ini.

Sekitar 100 pemuda-pemudi terpilih dari seluruh Indonesia akan diseleksi untuk bergabung dalam program pembangunan dan pemberdayaan di daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal). Mereka ditugaskan ke desa-desa di Kalimantan dan Papua, dengan tujuan sebagai fasilitator lapangan guna mendukung tersedianya peta sumber daya alam dan peta potensi sumber daya lokal, sebagai dasar penyusunan program pembangunan yang berkelanjutan, termasuk fasilitas listrik desa berbasis energi terbarukan, demi meningkatkan kesejahteraan desa.

Patriot Energi ini juga akan menjadi katalisator inisiasi komunitas masyarakat lokal yang aktif sebagai wadah menciptakan kegiatan-kegiatan ekonomi yang mendukung pemanfaatan energi terbarukan, dan mendukung usaha-usaha produktif masyarakat.

Proses seleksi program Patriot Energi ini akan dilaksanakan pada April hingga Mei 2021, untuk mencari pemuda-pemudi sarjana/diploma jurusan teknik untuk dilatih selama dua bulan (Juni-Juli 2021).

Selanjutnya, mereka akan ditugaskan selama 12 bulan melakukan pemetaan potensi energi terbarukan di desa penempatan.

Para patriot akan dibekali dengan survival training, latihan pengenalan dan pemulihan diri (mindfulness), technical skill, community-based development serta latihan live in and implementation.

Baca juga: Luhut dan utusan khusus Presiden AS bahas kerja sama energi bersih

Baca juga: Pemerintah percepat pemanfaatan energi bersih lewat terminal LNG



Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021