eknologi sekarang berjalan sangat cepat sekali dan teknologi yang kita butuhkan untuk pemulihan ekonomi nasional mungkin saja belum diproduksi di dalam negeri
Jakarta (ANTARA) - Presiden Jokowi (Jokowi) meminta agar Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dapat melakukan akuisisi teknologi maju demi mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
"BPPT harus menjadi lembaga akuisisi teknologi maju dari manapun, sekali lagi BPPT harus menjadi lembaga akuisisi teknologi maju dari mana pun," kata Presiden Jokowi di Istana Negara Jakarta, Senin.
Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut dalam peresmian pembukaan Rapat Kerja Nasional Penguatan Ekosistem Inovasi Teknologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Tahun 2021.
Acara tersebut juga dihadiri langsung oleh Menteri Riset dan Teknologi sekaligus Kepala Badan Riset Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala BPPT Hammam Riza dan pejabat terkait lainnya.
Baca juga: Presiden: BPPT harus jadi pusat kecerdasan teknologi Indonesia
"Teknologi sekarang berjalan sangat cepat sekali dan teknologi yang kita butuhkan untuk pemulihan ekonomi nasional mungkin saja belum diproduksi di dalam negeri, jadi strategi akuisisi teknologi dari luar negeri menjadi kunci percepatan pemulihan ekonomi kita," ungkap Presiden Jokowi.
BPPT, menurut Presiden Jokowi, harus mempersiapkan strategi akuisisi teknologi dari luar yang sangat bermanfaat dan bisa diimplementasikan secara cepat.
"Kita harus memulai agar tidak sekadar membeli teknologi, ini penting sekali. Sering kita hanya terima kunci, terima jadi, akhirnya berpuluh-puluh tahun kita tidak bisa membuat teknologi itu, jadi jangan sekadar membeli mesin jadi dan sekaligus bersama seluruh ahlinya," tegas Presiden Jokowi.
Namun BPPT harus membuat kerja sama produksi teknologi di Indonesia.
Baca juga: BPPT akan pasang 13 buoy atau pendeteksi tsunami pada 2020-2024
"Ini tolong digarisbawahi, harus membuat kerja sama produksi teknologi di Indonesia yang melibatkan para teknologi di Indonesia sehingga transfer pengetahuan dan transfer pengalaman berjalan," ungkap Presiden Jokowi.
Perintah tersebut, menurut Presiden Jokowi, bukan hanya untuk BPPT melainkan juga kepada seluruh jajaran kabinet terutama yang berada di bawah koordinasi Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi serta Menteri Koordinator bidang Perekonomian.
"Kepada Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian, Menteri BUMN dan juga Kepala BKPM, dengan kekuatan pasar raksasa yang kita miliki dan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, kita punya leverage yang kuat, pikirkan betul cara-cara cerdas untuk melakukan akuisisi teknologi ini secara murah," kata Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa bangsa Indonesia wajib bersyukur atas anugerah Tuhan berupa sumber daya alam yang melimpah.
Baca juga: Soal peralatan BMKG, Menko Luhut: Jangan semua impor saja
"Kita wajib menjaganya dan memanfaatkannya secara bijak untuk kesejahteraan masyarakat, untuk kesejahteraan rakyat kita tetapi tanpa penguasaan dan pemanfaatan teknologi yang bijak, anugerah tersebut tidak akan memberikan manfaat maksimal bagi rakyat," tambah Presiden Jokowi.
Bahkan Presiden Jokowi menegaskan sudah saatnya menggeser pola kegiatan ekonomi Indonesia dari yang tadinya berbasis komoditi menuju ekonomi yang berbasis inovasi teknologi.
"Kita harus meningkatkan kapasitas kita sebagai produsen teknologi, harus meningkatkan kedaulatan teknologi kita. Para peneliti, para inovator, industriawan Indonesia semuanya harus bekerja bersama-sama mengembangkan teknologi masa depan, teknologi berbasis revolusi industri jilid 4, teknologi hijau yang ramah lingkungan teknologi yang menyejahterakan masyarakat kita," ungkap Presiden Jokowi.
Baca juga: BPPT kembangkan rapid antigen dan kit deteksi antibodi COVID-19
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021