Jakarta (ANTARA/JACX) - Di Facebook, terdapat unggahan yang mengklaim empat tenaga kesehatan meninggal dunia setelah mendapatkan vaksin COVID-19.

Unggahan pada 25 Februari 2021 itu menyebut empat nakes yang meninggal itu mempunyai penyebab sama.

Berikut narasi lengkapnya:

“4 ORANG YANG MENINGGGAL SETELAH SUNTIK VAKSIN SINOVAC DI INDONESIA”

Walau tim cek fakta dan beberapa media klaim bukan karena vaksin covid.. tapi kenapa semua nya meninggal dengan ciri ciri penyebab yg sama seperti korban lain di luar negeri ?
Yaitu :
1. Cardiovascular
2. Blood Disorder
3. Brain Damage
– Dokter palembang : jantung / Cardiovascular
– Nakes cilacap : demam berdarah / thrombocytopenia / Blood Disorder
– Direktur STIK : sebelum meninggal di laporkan sesak nafas / Cardiovascular
– Nakes blitar : sebelum meninggal di laporkan demam dan sesak nafas / Cardiovasvular”

Benarkah terdapat empat tenaga kesehatan yang meninggal akibat vaksin COVID-19?

Tangkapan layar hoaks empat nakes meninggal setelah vaksinasi covid (Facebook)

Penjelasan:
Kabar tentang dokter di Palembang yang meninggal akibat vaksin COVID-19 merupakan hoaks dan pernah diklarifikasi ANTARA pada 24 Januari 2021.

Mengacu laporan Turnbackhoax.id yang merujuk pada situs Portal Purwokerto, tenaga kesehatan di Cilacap yang meninggal akibat demam berdarah dan sakit pada saluran pencernaan.

Kemudian, Direktur STIK Tamalatea Makassar diduga terinfeksi COVID-19 sebelum vaksinasi kedua diberikan. Dia diduga terkontak orang positif COVID-19 saat berkunjung ke luar kota, demikian laporan IDN Times Sulawesi Selatan.

Di Blitar, merujuk laporan VOA Indonesia, peristiwa tenaga kesehatan meninggal, menurut Kepala Bidang Pelayanan Medik Rumah Sakit Umum Daerah Ngudi Waluyo Blitar Deny Christianto, bukan karena vaksin COVID-19.

Tenaga kesehatan di Blitar itu diduga terinfeksi COVID-19 sebelum menerima vaksin Sinovac. Padahal, antibodi baru terbentuk pada 14-30 hari setelah vaksin kedua.

Klaim: Empat nakes meninggal akibat vaksinasi COVID-19
Rating: Disinformasi

Pewarta: Tim JACX
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2021