Ardern memberlakukan lockdown di kota berpenduduk dua juta itu pada Sabtu (27/2) lalu, melanjutkan respon “ketat dan dini” pemerintah yang dilakukan selama krisis virus corona.
Dua kasus lagi yang ditularkan secara lokal dilaporkan menyusul pemberlakuan tersebut, tetapi tidak ada kasus baru yang dilaporkan dalam lima hari terakhir.
“Kita mungkin tidak berada dalam posisi yang menghancurkan seperti yang dialami sebagian besar dunia, tetapi strategi eliminasi dapat terasa seperti kerja keras dan rasa lelah sangatlah wajar," kata Ardern dalam konferensi pers pada hari Jumat.
"COVID adalah kerja keras untuk semua orang. Terima kasih telah berjuang sekali lagi."
Pendekatan Ardern telah disebut sebagai alasan Selandia Baru menjadi salah satu negara paling sukses di dunia dalam mengendalikan penyebaran virus corona, tetapi penutupan terbaru telah dikritik oleh beberapa orang di media sosial karena beberapa acara olahraga dan budaya harus dibatalkan.
Ardern mengatakan Auckland akan bergerak ke level waspada dua setelah karantina wilayah berakhir pada pukul 6 pagi, Minggu waktu setempat, turun dari level siaga 3 yang mengharuskan orang untuk tetap berada di dalam gelembung rumah tangga mereka saat tidak di tempat kerja atau sekolah.
Wilayah negara lainnya akan beralih ke tingkat siaga satu, level yang paling rendah.
Selandia Baru telah melaporkan lebih dari 2.000 kasus virus corona dan 26 kematian sejak dimulainya pandemi.
Baca juga: Auckland Selandia Baru mulai penguncian kedua dalam sebulan
Baca juga: Selandia Baru kembali "lockdown" Auckland 7 hari usai satu kasus COVID
Sumber: Reuters
Penerjemah: Aria Cindyara
Editor: Suharto
Copyright © ANTARA 2021