Rektor UMI, Prof Dr Basri Modding di Makassar, Jumat, mengatakan kuota maba sebanyak 4.500 tersebut, disesuaikan dengan jumlah mahasiswa yang telah keluar atau selesai dari kampus tersebut.
"Jadi, jumlah kuota yang disiapkan, kita sesuaikan dengan aturan pemerintah, khususnya terkait ketersediaan fasilitas dan sarana prasarana pendidikan yang ada," katanya.
Baca juga: FK UMI-AMDA Indonesia kirim 15 dokter dan mahasiswa ke Sulbar
Baca juga: Akademisi sesalkan salah tangkap dosen di Makassar
Ia menjelaskan untuk proses penerimaan maba tetap mengacu pada pendaftaran tahun lalu yang sudah memasuki masa pandemi COVID-19.
Untuk proses pendaftaran, UMI menyiapkan dua cara yakni melalui beberapa tes atau ujian tulis. Khusus untuk Fakultas Kedokteran dan Fakultas Farmasi, kata dia, memiliki beberapa tahapan seperti tes tertulis dan tes kompetensi kedokteran.
"Fakultas Kedokteran UMI merupakan fakultas yang lain dari yang lain, karena harus mengikuti berbagai prosedur," tuturnya.
Ketua Panitia Penerimaan Maba UMI, Dr Hanafi Ashad mengatakan hari ini telah dilakukan peluncuran secara resmi penerimaan mahasiswa baru.
"Untuk model penerimaan ada sedikit perbedaan, yakni sebelumnya hanya jalur reguler, jalur beasiswa dan prestasi, kini sudah dibuka jalur internasional," ujarnya.
Menurut dua, untuk jalur beasiswa sudah dimulai sejak 2020 dengan menggandeng media Medcom. Dari jalur beasiswa ini, diminati ribuan orang dan hanya menerima 21 orang saja dari berbagai daerah di Indonesia.
Baca juga: Mapala UMI dan PMI PNUP Makassar kirim relawan ke Luwu Utara
"Untuk jalur ini persyaratan begitu ketat. Sebab, kami ingin mendapatkan mahasiswa yang merupakan pilihan dari berbagai daerah," ujar Wakil Rektor I UMI ini.
Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021