Jakarta (ANTARA) - Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) menyatakan program percepatan rehabilitasi mangrove dimaksudkan untuk pemulihan lingkungan sekaligus penguatan ekonomi masyarakat.
Oleh karena itu, menurut Kepala BRGM Hartono, dalam pelaksanaanya pendekatan pemberdayaan masyarakat termasuk pengembangan ekowisata akan digalakkan di lokasi-lokasi kegiatan rehabilitasi mangrove.
Dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis Hartono menyatakan kesiapan BRGM dalam melaksanakan tugas percepatan restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove yang dilakukan secara inklusif dan melibatkan semua pihak.
"Dalam dua bulan ini, koordinasi intensif dilakukan BRGM dengan KLHK, KKP, Kemendes dan Kemenko Marves guna penyiapan pelaksanaan rehabilitasi mangrove. Secara paralel kami juga membangun komunikasi dengan Lembaga Swadaya Masyarakat, perusahaan dan lembaga donor. Disamping persiapan teknis dan kelembagaan," ujarnya.
Sebelumnya pemerintah mencanangkan kesiapan dimulainya percepatan rehabilitasi mangrove, dengan kegiatan Kick Off penanaman mangrove di Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Tangerang, Banten pada 3 Maret 2021.
Lokasi penanaman berada di wilayah Perum Perhutani, tepatnya di wilayah KPH Banten, BKPH Serang, RPH Tangerang. Areal seluas ± 35 hektare ini dikelola bersama kelompok binaan Perhutani, LMDH Tanjung Tapas Jaya.
Kegiatan kick off penanaman mangrove ini dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Menteri KKP, Kepala BRGM, Dirut Perhutani dan Bupati Tangerang.
Program rehabilitasi mangrove ini, lanjut Hartono, sejalan dengan visi pembangunan Presiden Jokowi, yaitu untuk pembangunan ekonomi yang berwawasan lingkungan.
Perpres Nomor 120 Tahun 2020 telah mengamanahkan pelaksanaan rehabilitasi mangrove seluas 600.000 dilakukan dengan pendekatan padat karya, sehingga program ini harus memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat.
Sementara itu Menko Marves, Luhut B. Panjaitan menyampaikan mangrove telah memberikan banyak manfaat bagi masyarakat Indonesia, terutama melindungi dari dampak perubahan iklim.
Mangrove dapat menahan ombak besar karena angin kencang dan tsunami, selain itu tanaman tersebut juga memiliki potensi penyimpanan karbon yang besar.
"Kawasan mangrove dapat dimanfaatkan melalui pengembangan ekowisata. Produk mangrove pun dapat diolah untuk dikonsumsi ataupun dijual sehingga dapat menambah pendapatan masyarakat, "tambah Luhut.
Di lapangan, pelaksanaan rehabilitasi mangrove akan dilakukan bersama oleh Kementerian LHK, KKP, Kementerian Desa PDTT, dan BRGM.
Pewarta: Subagyo
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021