Singapura (ANTARA) - Saham Singapura ditutup 0,48 persen lebih tinggi pada hari Kamis, karena investor mengabaikan kenaikan imbal hasil obligasi AS dan malah menantikan pembukaan kembali perbatasan dan ekonomi lokal.
Pasar AS merosot pada hari Rabu dipimpin oleh saham teknologi karena imbal hasil obligasi negara yang lebih tinggi meningkatkan kekhawatiran bahwa valuasi saham yang terlalu tinggi menimbulkan ketidakpastian dalam pemulihan ekonomi.
Baca juga: IHSG ditutup jatuh 85,96 poin, tertekan naiknya "yield" obligasi AS
Baca juga: Rupiah melemah, dipicu penguatan dolar dan naiknya "yield" obligasi AS
Sementara itu, harga minyak mentah di Asia naik di tengah perbincangan bahwa beberapa produsen masih berhati-hati dalam meningkatkan produksi.
DBS Group Research memperkirakan Indeks Straits Times mungkin menemukan level support di 2.940 poin diikuti oleh 2.900 poin, sedangkan resistance berada di 3.008 poin diikuti oleh 3.055 poin.
Baca juga: Saham Hong Kong merosot, Indeks Hang Seng jatuh 2,15 persen
Indeks acuan Singapura, Straits Times, naik 14,41 poin menjadi 3.014,78 poin. Volume perdagangan 3,12 miliar saham senilai 1,64 miliar dolar Singapura. Jumlah saham yang turun melebihi jumlah yang naik dengan 251 berbanding 217.
Di antara yang naik paling tinggi, DBS Group Holdings naik 2,04 persen menjadi 28,04 dolar Singapura, sementara Jardine Cycle & Carriage menjadi salah satu yang turun terbesar dengan turun 1,28 persen menjadi 21,6 dolar Singapura. (1 dolar AS sama dengan 1,33 dolar Singapura).
Baca juga: Saham China ditutup anjlok, Indeks Komposit Shanghai jatuh 2,05 persen
Baca juga: Saham Tokyo ditutup jatuh, Indeks Nikkei anjlok hingga 628,99 poin
Penerjemah: Biqwanto Situmorang
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021