Kenaikan indeks dolar dan yield obligasi AS kemungkinan akan mendorong pelemahan rupiah di tengah minimnya sentimen positif dari dalam negeri

Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi terkoreksi seiring ekspektasi pemulihan ekonomi di Amerika Serikat.

Pada pukul 9.45 WIB, rupiah melemah 53 poin atau 0,37 persen ke posisi Rp14.298 per dolar AS dari posisi penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.245 per dolar AS.

"Kenaikan indeks dolar dan yield obligasi AS kemungkinan akan mendorong pelemahan rupiah di tengah minimnya sentimen positif dari dalam negeri," kata analis Samuel Sekuritas Ahmad Mikail dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.

Menurut Ahmad, indeks dolar kemungkinan menguat ke level 91 hari ini setelah imbal hasil obligasi AS kembali naik dan kemungkinan mendorong arus modal masuk ke AS.

Selain itu data Markit Composite final Februari yang naik menjadi 59,5 dari 58,7 pada Januari, menunjukkan semakin membaiknya ekonomi AS dan menjadi sentimen positif bagi dolar AS.

Sedangkan imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 10 tahun kemungkinan menguat ke level 1,5 persen.

"Para pelaku pasar berekspektasi akan semakin cepatnya pemulihan ekonomi AS pada 2021 setelah Presiden Joe Biden berjanji bahwa ketersediaan vaksin bagi seluruh orang dewasa di AS maju lebih cepat dibandingkan yang dijadwalkan," ujarnya.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar dengan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) diperkirakan melemah ke level Rp14.350 per dolar AS.

Pada Rabu (3/3), rupiah ditutup menguat 80 poin atau 0,56 persen ke posisi Rp14.245 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.325 per dolar AS.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021