Yogyakarta (ANTARA) - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat sebanyak 12 kali guguran lava ke luar dari Gunung Merapi selama periode pengamatan pada Rabu (3/3) mulai pukul 00.00 sampai pukul 18.00 WIB.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan resminya di Yogyakarta, Rabu malam menyebutkan bahwa delapan guguran lava pijar pertama tercatat pada periode pengamatan pukul 00.00 sampai 06.00 WIB dengan jarak luncur maksimum 1.500 meter ke arah barat daya.
Empat guguran lava berikutnya terpantau selama pengamatan pukul 06.00 sampai 12.00 WIB ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimum 800 meter.
Sementara selama pengamatan pukul 12.00 sampai 18.00 WIB, BPPTKG tidak mencatat adanya guguran lava.
Baca juga: BTNGM : Pemulihan hutan terdampak erupsi Merapi butuh puluhan tahun
Berdasarkan data kegempaan terakhir, gunung itu mengalami 20 kali gempa guguran dengan amplitudo 4-36 mm selama 12-97 detik, dan dua kali gempa hembusan dengan amplitudo 5-15 mm selama 16-22 detik.
Hingga kini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.
Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan bisa berdampak ke wilayah sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Saat terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi diperkirakan dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.
Baca juga: Awan panas guguran Merapi meluncur sejauh 1.900 meter
Baca juga: Gunung Merapi tujuh kali meluncurkan guguran lava
Baca juga: Gunung Merapi meluncurkan awan panas guguran sejauh 1.000 meter
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021