Jakarta (ANTARA) - Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan (Ditjen PKTL), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyampaikan bahwa deforestasi Indonesia turun 75,03 persen pada periode tahun 2019-2020 hingga berada pada angka 115,46 ribu hektare.
Plt. Direktur Jenderal PKTL Ruandha Agung Sugardiman dalam konferensi daring di Jakarta, Rabu mengemukakan deforestasi periode 2019-2020 itu berasal dari angka deforestasi bruto sebesar 119,1 ribu hektare dikurangi angka reforestasi 3,6 ribu hektare.
"Deforestasi tertinggi terjadi di hutan sekunder sebanyak 104,4 ribu hektare, dimana 58,1 persen atau 60,64 ribu hektare ada di dalam kawasan hutan dan sisanya seluas 43,7 ribu hektare atau 41,9 persen berada di luar kawasan hutan," paparnya.
Baca juga: Pakar ingatkan pengurangan deforestasi penting untuk target emisi GRK
Sebagai pembanding, ia menyampaikan, deforestasi neto pada 2018-2019 baik di dalam maupun di luar hutan seluas 462,46 ribu hektare, berasal dari angka deforestasi bruto 465 ribu hektare dikurangi reforestasi 3 ribu hektare.
"Secara neto kita bisa melihat penurunan deforestasi kita 2019-2020 sebesar 75,03 persen, demikian juga deforestasi brutonya terjadi penurunan 74,4 persen," katanya.
Penurunan deforestasi, lanjut dia, juga merupakan pembuktian konsistensi pemerintah untuk mengurangi deforestasi dari tahun ke tahun.
"Penurunan 75 persen laju deforestasi selama periode 2019-2020 ini merupakan bukti, bukan persepsi. Inilah hasil kerja keras kita bersama hingga laju deforestasi bisa diturunkan pada titik terendah sepanjang sejarah," ucapnya.
Pada kesempatan sama, Direktur Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan (IPSDH) Ditjen PKTL, Belinda A. Margono, menjelaskan penurunan deforestasi sebesar 75,03 persen merupakan angka deforestasi netto.
Sesuai perkembangan teknologi, lanjut dia, perhitungan luas deforestasi sejak periode tahun 2011-2012 merupakan hasil perhitungan deforestasi netto yang sudah mempertimbangkan kegiatan reforestasi. Sementara perhitungan pada periode sebelumnya masih menggunakan deforestasi bruto.
"Jadi penyajian angka deforestasi yang digunakan adalah deforestasi netto, yang merupakan hasil deforestasi bruto dikurangi dengan angka reforestasi," katanya.
Baca juga: KLHK tanggapi laporan 11 LSM soal deforestasi tanah Papua
Baca juga: Tutupan hutan alam Sumbar berkurang 31 ribu hektare sejak 2017
Baca juga: Deforestasi turun, Indonesia terima 103,8 dolar juta dari GCF
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021