Makin program memberi kemudahan terhadap usaha masyarakat maka potensi perkembangan perekonomian daerah makin besar.
Maumere (ANTARA) - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Alexander Fransiscus mendorong agar program bantuan ongkos kirim produk-produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Bangka Belitung segera terealisasi sehingga mereka dapat bersaing dengan pelaku usaha lain.
Wakil rakyat asal Daerah Pemilihan Bangka Belitung ini mengaku mendapat banyak keluhan dari para pedagang ongkos kirim (ongkir) barang produk-produk di Pulau Belitung lebih mahal daripada daerah lain.
“Teman-teman UMKM di Babel, khususnya di Belitung, banyak mengeluhkan mengenai ongkos kirim yang mahal dari produk-produk mereka. Ini tentunya berdampak pada daya saing dengan daerah lain," kata Alexander dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Rabu.
Alexander pun mengingatkan kembali janji pemerintah, khususnya yang pernah disampaikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Sandiaga Uno.
Ia menyebut Sandiaga pernah menjanjikan program bantuan ongkos kirim kepada para pelaku UMKM di Belitung.
Janji itu diharapkan segera terealisasi karena mahalnya ongkos kirim barang masih jadi kendala utama bagi para pelaku UMKM di Belitung.
Baca juga: Indef sarankan pemerintah subsidi ongkir ke UMKM di pasar daring
Belitung merupakan wilayah kepulauan yang dapat diakses oleh kapal dan pesawat. Barang-barang hasil UMKM dari daerah itu pun dikirim menggunakan jalur udara dan laut yang biayanya lebih mahal daripada jalur darat.
"Padahal, produk-produk ekonomi kreatif pelaku UMKM di Belitung punya kualitas yang sangat baik. Akan tetapi, kalau harganya jadi tinggi akibat ongkir mahal, akhirnya pasar jadi minim," kata Alexander menerangkan.
Keluhan itu, menurut Alexander, telah disampaikan langsung oleh para pelaku UMKM saat Sandiaga berkunjung ke Belitung.
Sandiaga saat berkunjung menyebutkan program bantuan ongkos kirim nantinya akan jadi bagian dari inisiatif Bangga Buatan Indonesia yang saat ini digerakkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI.
Rencananya, para pelaku UMKM akan mendapat kupon/voucher sehingga mereka dapat bantuan berupa pengurangan biaya ongkos kirim.
Sistem kupon diskon itu, kata Alexander, dapat meringankan beban para pelaku UMKM sekaligus membantu meningkatkan daya saing mereka di pasar.
"Dengan pengiriman barang dibantu dari pusat, produk UMKM Belitung bisa punya keunggulan lebih. Dengan kualitas tinggi dan harga yang murah, produk ekonomi kreatif UMKM Babel bisa punya daya saing," kata anggota Komite II DPD RI itu.
Jika daya saing meningkat, lanjut dia, produksi barang-barang UMKM pun dapat bertambah.
Baca juga: Tekan dampak COVID-19, Ninja Xpress beri ongkir gratis 1.000 UMKM
"Program dari Kemenparekraf juga akan membuka keran produksi sehingga produk-produk ekonomi kreatif dari Belitung makin merambah pasar internasional. Tentunya ini berdampak terhadap pemasukan daerah," katanya menambahkan.
Ia berharap seluruh instansi yang berwenang, termasuk Kemenparekraf dan Pemerintah Provinsi Bangka Belitung, dapat membahas program bantuan itu agar segera terwujud.
"Kalau program promo ongkir sudah di-launching (resmikan, red.), mobilitas barang produksi UMKM di Belitung akan lebih mudah. Harapannya, pemasaran produk ekonomi kreatif makin luas dan berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat," ujarnya.
Dalam kesempatan berbeda, Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mendorong peningkatan kerja sama pemerintah pusat dan pemerintah daerah demi mempermudah kebutuhan pelaku bisnis ekonomi kreatif.
LaNyalla berharap program-program dukungan pemerintah dapat berdampak pada perkembangan usaha kecil dan menengah.
"Makin program memberi kemudahan terhadap usaha masyarakat maka potensi perkembangan perekonomian daerah makin besar," ucapnya.
Untuk itu, lanjut dia, kolaborasi antara pemda dan pemerintah pusat seharusnya makin banyak agar bisa menunjang apa yang dibutuhkan pelaku UMKM.
Baca juga: Gratis ongkos kirim, alasan utama belanja online
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2021