Cirebon (ANTARA News) - Sekira 164 hektare areal tanaman padi usia muda di enam kecamatan di Kabupaten Indramayu kebanjiran selama tiga hari terakhir ini dan terancam puso, kata Kepala Dispertan Kabupaten Indramayu, Toni Sujana, melalui Kepala Seksi (Kasi) Produksi, Takmid, di Indramayu.
"Tanaman padi yang terendam banjir itu akan menjadi puso jika terendam banjir lebih dari dua minggu, mudah-mudahan air cepat surut," katanya, Selasa.
Ia menjelaskan, enam kecamatan yang sebagian kecil sawahnya terendam banjir yaitu Lohbener, Losarang, Kandanghaur, Krangkeng, Cantigi, dan Arahan.
"Ketinggian air yang menggenangi areal persawahan berkisar antara 40 sampai 75 centimeter dan umur tanaman padi yang terendam banjir tersebut antara 7 sampai 20 hari," katanya.
Terkait, target tanam pada musim rendeng 2008-2009, Takmid menjelaskan, target areal tanam musim rendeng mencapai 117.000 hektar dengan realisasi sampai pertengahan Januari mencapai 94.584 hektare.
Pada kesempatan terpisah, Ketua Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sofwan Hidayat, mengemukakan bahwa banjir yang melanda Kabupaten Indramayu lebih banyak lantaran adanya pendangkalan saluran irigasi dan situ serta banyaknya pintu air yang rusak dan anggung yang bocor.
"Tingginya sedimentasi pada sungai-sungai itu akibat kerusakan hutan di daerah hulu, yakni Garut dan Sumedang, serta hutan di Indramayu yang masuk hutan industri dan bukan konservasi," katanya.
Akibat hutan di kawasan Indramayu seluas 40 ribu hektar bertatus hutan industri menyebabkan fungsinya sebagai daerah tangkapan air menjadi berkurang karena ada sistem tebang pohon pada saat-saat tertentu dan diganti dengan bibit yang masih kecil.
"Saya usulkan agar hutan di Indramayu jadi hutan lindung yang benar-benar dijaga jangan sampai ada penebangan pohon," katanya menambahkan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2009