Jakarta (ANTARA) - Film terbaru dari Walt Disney Animation Studios, "Raya and the Last Dragon" ternyata melibatkan sejumlah seniman dan talenta asal Indonesia dalam pembuatannya.

Melalui keterangan yang diterima ANTARA, Rabu, seniman asal Indonesia, Griselda Sastrawinata, kembali terlibat dalam pembuatan film ini sebagai visual development artist bersama Luis Logam sebagai story artist.

Selain itu, beberapa tokoh pegiat budaya juga terlibat dalam film ini, seperti Dewa Berata dan Emiko Susilo. Keduanya menjadi bagian dari tim konsultan, khususnya dalam hal budaya Indonesia, tari dan upacara tradisional, serta musik gamelan.

Menurut produser "Raya and the Last Dragon", Osnat Shurer, petualangan penuh aksi Raya dan kawan-kawannya diharapkan bisa menyuguhkan perpaduan unik antara kekayaan budaya, alam, adat, dan nilai-nilai kehidupan, serta menginspirasi para penontonnya.

"Semangat persatuan demi kebaikan, terlepas dari perbedaan, merupakan prioritas kita bersama saat ini. Kami harap, film ini dapat benar-benar memperlihatkan pentingnya nilai gotong-royong, kebersamaan, dan saling percaya," kata Shurer.

Film “Raya and the Last Dragon” menyuguhkan berbagai elemen unik yang terinspirasi dari keindahan alam serta kekayaan budaya khas Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Keragaman ini tercermin dalam motif, warna, arsitektur, makanan, hingga nilai, kebiasaan dan adat istiadat yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Asia Tenggara. Rasa percaya akan satu sama lain dan gotong royong menjadi inti cerita dari film ini.

"Kami ingin memastikan bahwa ketika penonton menyaksikan film ini, mereka dapat turut merasakan kekayaan alam dan budaya Asia Tenggara yang indah," kata sutradara Carlos López Estrada.

"Meskipun Kumandra adalah dunia fantasi yang fiktif, kami merancang Kumandra agar tetap dinamis dan menggambarkan kehidupan sehari-hari yang begitu dekat dengan masyarakat di Asia Tenggara. Kami ingin memberi penghormatan kepada budaya yang menginspirasi cerita dan dunia Kumandra ini," imbuhnya.

Estrada menambahkan, demi mendapatkan elemen budaya, adat, dan alam yang sesuai, para kru film melakukan perjalanan ke seluruh Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Laos, Thailand, Vietnam, Kamboja, Malaysia dan Singapura.

Selain itu, proses produksi film ini juga melibatkan sekelompok ahli yang membantu memberikan wawasan budaya dan adat dari tiap negara, terdiri dari antropolog, arsitek, linguis, penari, dan pemain musik tradisional.

Disutradarai oleh Don Hall dan Carlos Lopez Estrada bersama Paul Briggs dan John Ripa, serta diproduseri oleh Osnat Shurer dan Peter Del Vecho, "Raya and the Last Dragon'' dibintangi oleh Kelly Marie Tran sebagai pengisi suara Raya dan Awkwafina sebagai Sisu.

"Raya and the Last Dragon" hadir di seluruh bioskop di Indonesia mulai tanggal 3 Maret 2021.

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021