Mamuju (ANTARA) - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) mendorong percepatan masa transisi darurat gempa menuju ke pemulihan pascagempa bumi dengan magnitudo 6,2 yang mengguncang wilayah Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene.

"Kita berharap, proses pemulihan pascagempa dapat berjalan dengan baik, sehingga masyarakat dapat melaksanakan aktivitas kembali secara normal," kata Asisten Deputi Kementerian dan Manajamen Pascabencana Kementerian Koordinator (PMK) Nelwan Harahap, di Mamuju, Sulbar, Selasa.

Penegasan itu disampaikan Nelwan Harahap, pada rapat monitoring dan evaluasi bersama Tim Satgas Transisi Darurat ke Pemulihan Pascagempa di Sulbar, yang dihadiri sejumlah perwakilan kementerian serta Wakil Gubernur Sulbar Enny Anggraeni Anwar, Sekretaris Provinsi Sulbar serta para pejabat yang ada di daerah itu.

Baca juga: Bupati Mamuju pastikan pelayanan publik pascagempa tetap berjalan

Ia menyampaikan, tujuan rapat koordinasi dan monitoring tersebut, salah satunya mendorong sinergitas peran berbagai pihak dalam mendukung percepatan pelaksanaan transisi darurat menuju pemulihan yang akan dituangkan dalam satu dokumen rencana aksi pemulihan transisi darurat menuju pemulihan pascabencana di Sulbar.

"Rapat ini juga sebagai tindak lanjut dari rakor pada 22 Februari 2021 tentang persiapan monitoring dan evaluasi bersama lintas sektor dan pihak terkait dalam penyelenggaraan penanggulangan darurat bencana di Sulbar. Juga untuk memantau progres masa transisi darurat menuju pemulihan pascabencana," jelas Nelwan Harahap.

Hal terpenting dalam percepatan proses pemulihan lanjut Nelwan Harahap, untuk memberikan rasa aman dan tenang kepada warga korban gempa yang akan menjalankan ibadah puasa pada bulan Ramadan.

Ia menguraikan, kebutuhan para penyintas gempa yang akan menjalankan ibadah puasa harus mendapat perhatian, tidak hanya pada bahan pangan dan bahan sandang, tetapi juga tempat tinggal para penyintas selama menjalankan ibadah puasa.

"Para penyintas yang terdampak gempa bencana, tentu harus mendapat perhatian, tidak hanya sekedar bahan pangan dan bahan sandang tapi bagaimana dengan tempat tinggal buat mereka selama menjalankan ibadah puasa dapat terpenuhi secara layak dan bermartabat," tutur Nelwan Harahap.

Baca juga: 21.000 penyintas gempa masih bertahan di pengungsian

Kemudian lanjut dia, para peserta didik khususnya yang akan mengikuti ujian akhir, baik tingkat SD, SMP hingga SMA serta para guru yang terdampak gempa juga harus mendapat perhatian, menyusul dalam waktu dekat akan berlangsung tahun ajaran baru.

"Anak-anak kita yang saat ini tengah menghadapi ujian akhir serta para guru yang terdampak gempa perlu penanganan sehingga mereka dapat mengikuti proses belajar mengajar dengan baik, walaupun masih dalam posisi dalam standar pelayanan minimal," tutur Nelwan Harahap.

Begitupun dengan perbaikan infrastruktur yang rusak, baik fasilitas umum, perkantoran, terutama rumah-rumah warga perlu mendapatkan perhatian serius sehingga masa pemulihan pascagempa dapat berjalan sesuai rencana.

"Ada dua hal yang menjadi arahan pak Menko PMK saat awal-awal berkunjung ke sini (Sulbar), yakni percepatan identifikasi kemudian infrastruktur dan pemukiman yang rusak," tuturnya.

"Tentu, ini menjadi bagian penting, bagaimana nanti mendukung keberlangsungan hidup para penyintas selama dalam penanganan darurat bencana. Kita butuh proses, tentunya untuk membangun rumah hunian tetap buat mereka. Jadi, harus ada upaya kongkrit agar masa transisi darurat ke pemulihan dapat berjalan dengan baik," terang Nelwan Harahap.

Baca juga: Ketua PMI Sulbar: Sosialisasi COVID-19 ke penyintas gempa masih minim
Baca juga: Pengungsi gempa kembali ke Mamuju

Pewarta: Amirullah
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021