Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) naik 30,92 poin atau 1,03 persen menjadi menetap di 3.043,87
Seoul (ANTARA) - Saham Korea Selatan naik pada Selasa karena investor asing dan investor institusi membeli saham setelah meredanya kekhawatiran tentang imbal hasil obligasi pemerintah AS.
Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) naik 30,92 poin atau 1,03 persen menjadi menetap di 3.043,87. Volume perdagangan mencapai 1,72 miliar saham senilai 18,5 triliun won (16,5 miliar dolar AS).
KOSPI mengawali perdagangan dengan 0,29 persen lebih tinggi dan bertahan di wilayah positif sepanjang sesi.
Kekhawatiran moderat tentang imbal hasil obligasi pemerintah AS mendorong investor asing dan institusi untuk membeli saham masing-masing senilai 442 miliar won (393 juta dolar AS) dan 214,9 miliar won (191 juta dolar AS).
Imbal hasil obligasi pemerintah AS berjangka 10-tahun turun menjadi 1,43 persen semalam, setelah mencapai 1,6 persen pekan lalu.
Di antara saham-saham berkapitalisasi besar, yang naik melebihi jumlah yang turun. Dikutip dari Xinhua, perusahaan kimia terkemuka LG Chem melonjak 7,2 persen dan pemimpin pasar elektronik Samsung naik 1,3 persen. Raksasa chip memori SK hynix naik 2,1 persen, dan produsen mobil terbesar Hyundai Motor naik 0,8 persen.
Mesin pencari yang paling banyak digunakan Naver naik 0,7 persen, tetapi raksasa biofarmasi Celltrion turun 2 persen.
Indeks KOSDAQ atas saham-saham berkapitalisasi kecil naik 9,23 poin, atau 1,01 persen, menjadi ditutup pada 923,17.
Mata uang lokal berakhir pada 1.124,0 won terhadap dolar AS, turun 0,5 won dari penutupan sebelumnya.
Harga obligasi berakhir lebih rendah. Imbal hasil obligasi pemerintah tiga tahun yang likuid naik 0,1 basis poin menjadi 1,021 persen, dan imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 10 tahun naik 0,6 basis poin menjadi 1,966 persen.
Baca juga: Saham Hong Kong berakhir lebih rendah Selasa
Baca juga: Saham Tokyo ditutup lebih rendah karena aksi ambil untung
Baca juga: Pasar saham Australia tergelincir setelah keputusan suku bunga
Penerjemah: Biqwanto Situmorang
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021