HPSN harus dijadikan platform untuk memperkuat posisi sektor pengelolaan sampah sebagai pendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia

Jakarta (ANTARA) - Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang diperingati bangsa Indonesia setiap tanggal 21 Februari harus menjadi momentum berharga untuk mewujudkan langkah penting menggerakkan kolaborasi ekonomi sirkular menuju Indonesia Bersih 2025.

"Memanfaatkan momentum itu, HPSN harus dijadikan platform untuk memperkuat posisi sektor pengelolaan sampah sebagai pendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia," kata Rosa Vivien Ratnawati, Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dalam pembukaan tur virtual pengelolaan sampah plastik, Selasa.

Ia menegaskan kembali bahwa momen tersebut juga harus menjadi sebuah perwujudkan dalam prinsip mengelola sampah, di mana sampah diubah jadi bahan baku dalam ekonomi sirkular, juga mengubah sampah menjadi sumber energi.

Baca juga: Pengelolaan sampah yang tepat dorong perputaran ekonomi nasional

“Dalam rangka mencapai target strategis untuk mengurangi sampah 30 persen dan menangani sampah 70 persen pada tahun 2025, maka pemerintah tidak bisa sendiri. Keterlibatan Pemerintah Daerah, dunia usaha, LSM, komunitas, organisasi keagamaan, pelajar dan mahasiswa, organisasi perempuan, serta masyarakat luas sangatlah dibutuhkan," lanjut dia.

Menurut Rosa, sinergi dari seluruh lapisan masyarakat dalam mengelola sampah secara komprehensif, serta terintegrasi dari hulu ke hilir bakal membuat Indonesia mampu membangun pengelolaan yang baik dan berkelanjutan guna mencapai target yang dicanangkan.

Dia mengatakan, pihaknya juga sangat mengapresiasi para pengelola bank sampah serta komunitas-komunitas se-Nusantara yang berpartisipasi aktif dalam membantu pemerintah mengelola sampah.

Tur virtual penerapan ekonomi sirkular yang digelar hari ini memperlihatkan proses pengelolaan sampah kemasan pascakonsumsi secara detail. Mulai dari pengumpulan dan pemilahan di skala rumah tangga atau masyarakat, kemudian diproses di Bank Sampah Unit dan Bank Sampah Induk, yang selanjutnya diproses di Recyling Business Unit (RBU), suatu Unit Daur Ulang yang dikelola oleh Koperasi Pemulung Berdaya di Tangerang Selatan.

Botol-botol plastik bekas yang terkumpul di RBU, dipilah, dicuci dan dicacah menjadi cacahan plastik PET yang kemudian dibawa ke perusahaan daur ulang botol untuk menjadi bahan baku botol baru, selain itu sebagian juga dibawa ke perusahaan tekstil untuk menjadi bahan baku industri fashion.

Baca juga: Menciptakan mata rantai ekonomi dari pengelolaan sampah

Baca juga: Kevin Julio sebut anak muda mulai peduli isu lingkungan

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2021