"Kalau masyarakat diberdayakan secara otomatis hutan akan terjaga sebab mereka tinggal di sekitar hutan sehingga ruang jelajah harimau terjaga dan tidak sampai masuk ke perkampungan," kata Direktur ICS Solok Selatan, Salpayandri di Padang Aro, Selasa.
Dia menyebutkan, ICS sudah memfasilitasi pembentukan sembilan hutan Nagari dan enam di antaranya sudah dikeluarkan surat pengelolaannya oleh Kementerian Kehutanan.
Baca juga: Tujuh Nagari tolak perambahan hutan di Solok Selatan
Untuk saat ini katanya, dari enam yang sudah memiliki SK pengelolaan hutan Nagari ICS fokus di dua lokasi yaitu Lembaga Pengelolaan Hutan Nagari (LPHN) Sako Utara Pasir Talang dan Lubuk Gadang Selatan.
"Kedua daerah ini merupakan wilayah jelajah harimau Sumatera dan juga berbatasan langsung dengan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS)," ujarnya.
Dia mengatakan, saat ini ICS fokus memperkuat LPHN secara kelembagaan seperti menyusun ADART, administrasi keuangan dan sekretariat harus ada.
Selain itu katanya, juga memasang tapal batas wilayah kelola sesuai dengan surat keputusan yang dikeluarkan Kementerian Kehutanan.
Setiap hutan Nagari katanya, akan dibentuk menjadi tiga blok atau zonasi yaitu lindung, rehabilitasi dan pemanfaatan.
LPHN didorong untuk melakukan patroli berbasis digital untuk menjaga hutan sehingga mereka bisa menikmati manfaat hutan.
Sedangkan dari segi peningkatan kapasitas di hutan Nagari katanya, sudah banyak dilakukan bukan hanya oleh ICS tetapi oleh semua pihak terkait seperti Dinas Kehutanan.
Sekarang masyarakat di sekitar hutan Nagari lebih banyak memanfaatkan hasil hutan bukan kayu seperti rotan dalam meningkatkan ekonomi.*
Baca juga: Empat hutan nagari tunggu izin Kemenhut
Baca juga: Harimau Sumatera mudah memangsa ternak warga yang tidak dikandangkan
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021