Selong, Lombok Timur (ANTARA) - Nama Tembakau Senang saat ini menjadi favorit bagi warga Pulau Lombok, karena jenisnya beda, tidak seperti tembakau Kesturi, Tembakau Hitam, dan Makopan.
Khusus Tembakau Senang, meski harganya dinilai mahal dibandingkan dengan jenis tembakau rajangan lainnya, seperti Kesturi, Tembakau Senang selalu dicari, dan jarang dijual di pasar tradisional maupun modern.
Bahkan tembakau Senang saat ini menjadi primadona dan menjadi ikon tembakau Lombok, selain Tembakau Virginia Lombok yang telah mendunia.
Laman Dinas Pertanian Lombok Timur, menyebutkan tembakau Senang --namanya diambil dari kampung Senang, Lombok Timur, tempat tembakau ini dibudidayakan-- tembakau ini sebenarnya berasal dari Tembakau Kesturi, tetapi khusus ditanam di sepetak lahan di kampung Senang.
Pembedanya di rasa yang berbeda dari tembakau rajangan lainnya, bahkan dengan Kesturi yang ditanam di tempat lain. Tembakau Senang kini menjadi primadona para perokok lokal, sekaligus sebagai satu ikon tembakau Lombok.
Sudah lumrah jika dijumpai orang-orang di Lombok memilin tembakau rajangan dengan selembar atau dua lembar kertas rokok saat istirahat dari bekerja. Rokok pilinan itu kemudian disulut dengan korek api bersumbu kapuk yang diberi minyak tanah. Asap akan mengepul dan menebarkan aroma khas, yang bisa tercium dari jarak sepuluh meter.
Saat duduk berkumpul, saat bekerja di sawah atau di kebun, atau di mana saja, jari tangan mereka bisa dipastikan menjepit sebatang rokok pilinan. Kemana-mana mereka selalu membawa segenggam tembakau dengan dompet bekas perhiasan ataupun kresek kecil yang dilengkapi kertas rokok dan korek api.
Baca juga: Gubernur NTB minta perusahaan tambah kuota pembelian tembakau
Lahan terbatas
Amaq Adel, salah seorang petani tembakau rajangan asal Desa Senang, menuturkan, Tembakau Senang memang kerap dicari dan digandrungi para perokok.
Namun, untuk mendapatkan Tembakau Senang yang asli, dengan rasa dan bau yang khas tersebut dinilai sulit meski lokasi budi dayanya di lahan yang sama.
"Sebenarnya Tembakau Senang ini tak beda jauh dengan Tembakau Kesturi lainnya," ucapnya.
Hanya saja yang membedakan Tembakau Senang ini, menurut Amaq Adel, yakni lahan penanamannya hanya lima are yang berada di Desa Senang saja, sedangkan daerah lainnya tidak.
Hasil tembakau yang ditanam di lahan tersebut, dinilai memiliki rasa dan bau yang khas. Sehingga untuk mendapatkan tembakau yang aslinya, sulit, meski sebenarnya Tembakau Senang ini merupakan Tembakau Kesturi.
Hal senada juga diungkapkan Ustadz Acing, warga Desa Bagik Papan, Kecamatan Pringgabaya. Dirinya juga mengakui bahwa di Dusun Senang ada lahan yang luasnya tidak banyak, namun daun tembakau yang dihasilkan memiliki kekhasan tersendiri sehingga banyak orang yang memburunya.
"Sebenarnya masalah rasa dan kekhasan bau tembakau tersebut, tergantung dari penikmatnya," ujarnya.
Rasa dan kualitas tembakau yang baik itu pun, menurut dia, tergantung dari cara menanam, meski ditanam di lahan yang terbaik sekalipun kalau penanamannya tidak baik, jelas akan berpengaruh terhadap kualitas yang akan dihasilkan.
Di wilayah Pringgabaya, menurut Acing, hampir semua masyarakatnya petani yang menanam tembakau rajangan. Pengolahan tembakau di sana dengan banyak cara, ada yang melakukan pengeringan menggunakan oven dan ada juga yang menggunakan sinar matahari.
"Sehingga masalah rasa jelas akan berbeda antara yang dikeringkan menggunakan oven dengan sinar matahari," ucapnya.
Baca juga: ITGA deklarasikan keberlanjutan usaha tani tembakau di Lombok
Potensi masyarakat
Kepala Dinas Pertanian Lombok Timur H Abadi saat dikonfirmasi, mengatakan nama Tembakau Senang diambil dari nama dusun di satu desa di Kecamatan Pringgabaya.
Dikatakannya, luas area tanam tidak seberapa. Hingga saat ini pun, dirinya hanya pernah sekali merasakan dan mendapatkan yang namanya Tembakau Senang, yaitu pada 1996.
“Rasa memang beda dibandingkan tembakau yang di tanam di beberapa lokasi di wilayah yang sama," katanya.
Menurut dia, banyak jenis tembakau rajangan yang menjadi pilihan, tetapi semua itu tergantung dari penikmatnya, ada yang senang Kesturi ada yang suka jenis tembakau rajangan lainnya.
Nama Tembakau Senang ini terkenal, menurutnya, karena diolah di wilayah tersebut, tembakau rajangan saat ini, masih di gandrungi.
Petani sekarang ini, banyak beralih menjadi petani tembakau rajangan, karena melihat harga Tembakau Virginia saat ini fluktuatif.
“Masalah harga tembakau rajangan cukup bagus dari sisi harga, apalagi Tembakau Senang jelas harganya mahal karena sulit dicari,” ucapnya, seraya mengaku bahwa dirinya penikmat tembakau rajangan.
Sementara itu, Kabid Perkebunan Dinas Pertanian Lombok Timur Marepudin, mengatakan luas lahan petani tembakau rajangan di Lombok Timur cukup luas dari data yang dimiliki jumlah petani tembakau rajangan seluas 8.608 hektare.
“Tembakau rajangan ini sangat di gemari petani, sehingga jumlah petaninya pun terus bertambah,” ujarnya.
Potensi tembakau rajangan ini pun, menurut Marepudin, cukup diminati masyarakat, sehingga pemerintah provinsi memberikan bantuan mesin perajang bagi masyarakat Lombok Timur.
Jumlah Produksi tembakau rajangan saat ini sebanyak 10.944 ton lebih yang diproduksi oleh sekitar 16.000 petani trmbakau.
Saat ditanya terkait perkembangan Tembakau Senang di Lombok Timur, Marepudin mengatakan menurut informasi di lapangan, masalah Tembakau Senang pada lahannya yang terbatas.
Sehingga banyak yang mengklaim tembakau produksinya adalah Tembakau Senang.
Namun, percayalah, soal rasa pasti tidak akan bohong, masalahnya Tembakau Senang saat ini jarang ditemukan.*
Baca juga: Ribuan petani tembakau Lombok peserta BPJS Ketenagakerjaan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021