Jakarta (ANTARA) - Kakao M mengeluarkan pernyataan dalam merespons klaim Spotify mengenai kesepakatan lisensi global yang berakhir.
Sebelumnya, Spotify menyatakan alasan di balik hilangnya ratusan lagu K-pop secara mendadak dari platform tersebut. Perusahaan itu mengatakan meski mereka berusaha keras selama 1,5 tahun terakhir, mereka gagal memperbarui kesepakatan lisensi global dengan Kakao M yang berujung kepada dihapusnya semua lagu yang didistribusikan label besar Korea.
Dilansir Soompi, Kakao M mengeluarkan pernyataan yang mengklaim bahwa pihak yang memilih tidak memperpanjang kesepakatan justru Spotify, meski Kakao M telah memintanya.
Baca juga: Obama dan Bruce Springsteen buat podcast "Renegades: Born in the USA"
Baca juga: Spotify umumkan penambahan ke Jajaran Direktur
Kakao M juga mengklarifikasi mereka masih bernegosiasi apakah katalog musiknya bakal tersedia di Spotify Korea, dan kesepakatan yang berakhir adalah masalah yang terpisah dan tidak berhubungan.
“Tidak terkait dengan perjanjian lisensi global kami yang sudah ada sebelumnya dengan Spotify, Kakao M telah melakukan negosiasi terpisah dengan Spotify terkait kontrak domestik untuk penyediaan musik,” kata Kakao M.
“Tidak terkait dengan kontrak domestik, yang masih kami negosiasikan, kami menerima secara terpisah pemberitahuan berakhirnya lisensi kami pada 28 Februari, dan kami meminta perpanjangan kontrak global yang telah ada. ”
“Spotify punya kebijakan mereka harus melanjutkan kontrak domestik dan global pada saat yang sama, kontrak global kami saat ini telah berakhir,” lanjut mereka. “Kami sedang melanjutkan negosiasi kami tentang suplai musik.”
Dalam pernyataan kepada NME, juru bicara Spotify mengonfirmasi katalog lagu dari Kakao M tidak akan lagi tersedia untuk pengguna di dunia mulai 1 Maret 2021 karena lisensinya sudah kedaluarsa.
"Kami sudah bekerjasama dengan KakaoM selama 1,5 tahun untuk memperbarui kesepakatan lisensi global, agar musik-musik dari artis mereka tetap tersedia untuk pendengar Spotify di hampir 170 pasar di dunia," katanya.
"Meski sudah berusaha keras, perjanjian lisensi kami dengan KakaoM (yang mencakup seluruh negara selain Korea Selatan) telah berakhir."
"Fakta bahwa kami belum sepakat atas perjanjian global baru sungguh disayangkan untuk para artis, juga penggemar dan pendengar di dunia. Kami berharap gangguan ini hanya sementara dan kami bisa menyelesaikan secepatnya. Kami tetap berkomitmen untuk bekerja dengan pemegang hak lokal termasuk KakaoM, untuk membantu menumbuhkan pasar musik Korea dan ekosistem streaming secara keseluruhan.”
Perusahaan induk Kakao M juga memiliki dan mengoperasikan layanan streaming MelOn, salah satu platform musik digital terbesar di Korea Selatan. Dalam cuitan di Twitter, Tablo dari grup Epik High menulis hilangnya musik-musik Kpop merupakan buntut perselisihan pendapat antara perusahaan Korea dan Spotify.
"Tampaknya perselisihan antara distributor kami Kakao M & Spotify telah membuat album baru kami Epik High Is Here tidak tersedia secara global di luar keinginan kami," tulis dia. "Terlepas siapa yang salah, mengapa artis dan penggemar yang menderita ketika bisnis mengedepankan keserakahan di atas seni?"
Ketika Spotify dirilis di Korea Selatan, juru bicara Kakao M kepada Korea Herald mengatakan mereka masih berdiskusi dengan Spotify mengenai distribusi lagu lewat platform tersebut.
Baca juga: Ratusan lagu K-pop menghilang dari Spotify, IU hingga Epik High
Baca juga: Kemarin, aktor Ng Man-tat meninggal hingga hemofilia bisa mematikan
Baca juga: Spotify punya fitur baru, filter lagu berdasarkan suasana hati
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021