"Saat ini belum semua UMKM gunakan QRIS, dan kami akan mendorongnya," kata Kepala BI Perwakilan Sulut Arbonas Hutabarat, di Manado, Minggu.
QRIS merupakan standar QR Code untuk pembayaran digital melalui aplikasi uang elektronik berbasis server, dompet digital, atau mobile banking.
Arbonas mengatakan di Sulut sendiri terdapat 41.803 merchant QRIS atau 14 persen dari total
MUKM di provinsi tersebut sebanyak 292.122.
Berdasarkan data tersebut potensi untuk pengembangan QRIS di Sulut masih sangat besar dan menjadi market menarik bagi Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP). Di samping itu, Sulut juga memiliki potensi untuk meningkatkan transaksi digital di masyarakat, cepat, mudah, efisien, dan menguntungkan, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, katanya.
Per Desember 2020, total merchant QRIS nasional mencapai 5.781.112.
Tahun ini diharapkan sebanyak 12 juta merchant QRIS akan dapat dicapai dan 86 ribu diantaranya berada di Sulawesi Utara.
Dengan strategi 3 OK, Optimalisasi Outcome, optimalisasi kinerja, optimalisasi SDM dengan Kolaborasi, Kemitraan dan Komunikasi lintas sektor lintas instansi dengan pemerintah daerah, PJSP bank dan Non bank, serta pihak-pihak terkait lainnya, KPw BI Provinsi Sulawesi Utara optimis harapan tersebut dapat tercapai.
"Bila UMKM gunakan QRIS akan ada banyak keuntungan," jelasnya.
Baca juga: BI targetkan 12 juta "merchant" gunakan QRIS dukung Gernas BBI 2021
Baca juga: BI Sultra sebut transaksi pembayaran QRIS capai Rp16,19 miliar
Pewarta: Nancy Lynda Tigauw
Editor: Suharto
Copyright © ANTARA 2021