Medan (ANTARA) - Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) tidak dapat dipandang sebelah mata, karena sektor ini pulalah yang tak goyah digempur zaman. Di saat Indonesia dilanda krisis ekonomi sebelum reformasi, sektor ini tetap bertahan ditengah ancaman.

Tampaknya ancaman krisis ekonomi juga membayangi Indonesia di tengah ancaman pandemi COVID-19.

Tentunya sudah menjadi tugas pemerintah dan semua pemangku kepentingan bagaimana perekonomian tetap bertahan dan kembali bangkit, termasuk juga sektor usaha kecil dalam hal ini tentunya UMKM.

Gerak cepat pemerintah, terutama pemerintah daerah dalam menangani dampak dari pandemi COVID-19 ini harus dilakukan secara terarah dan terencana.

Ulet dan tahan banting tentunya menjadi faktor mendukung maju atau tidaknya UMKM. Pelaku UMKM harus bisa mencari terobosan dalam pemasaran produk-produk yang dihasilkannya.

Salah satunya dengan platform digital dan memperluas jangkauan ke beberapa sektor. Apalagi memang ditengah pandemi ini konsumen juga lebih mengandalkan dunia maya dalam memenuhi kebutuhannya.

Artinya, UMKM harus mengoptimalkan pemasaran secara daring, dengan tetap memperhatikan kualitas produk yang baik serta strategi untuk mempertahankan basis pelanggan.

Seperti hal nya yang dilakukan Pemkab Tapanuli Selatan yang mencoba menggerakkan sektor ekonomi masyarakatnya dengan memanfaatkan dunia maya, diantaranya dengan membuat aplikasi pemasaran online.

Menurut Kepala Dinas Perdagangan Koperasi UKM Tapanuli Selatan, Achmad Radja melalui Sekretaris Novitasari Wahyuni maju atau tidaknya UMKM tentunya harus ada campur tangan pemerintah,misalnya melalui pembinaan yang berkesinambungan.

Membuat aplikasi pemasaran online tentunya menjadi salah satu jawaban dari apa yang diinginkan tersebut. Karena dengan aplikasi online, pemasaran suatu produk dari UMKm akan lebih luas, bukan hanya didaerah namun bisa seluruh Indonesia bahkan dunia.

"Era industri 4.0 (IT) kian tak terbendung. Kita, harus menghadapinya.Aplikasi online itu salah salah satu jawabannya," katanya.

Aplikasi tersebut rencananya akan dibuat bekerjasama dengan Bank Sumut. Aplikasi yang rencananya diberi nama "Poken Tapsel" tersebut sama halnya aplikasi Shopee, Toko Pedia, Buka Lapak dan lainnya yang sudah terkenal.

Melalui aplikasi Poken Tapsel itu nantinya diharapkan dapat mempermudah masyarakat berbelanja kebutuhan apa saja. Baik sandang, pangan, kuliner, hingga sampai sayur mayur. Tinggal cari pesan lewat Android, sudah bisa sampai ke tangga rumah.

Seluruh perangkat dan sistem aplikasi sudah rampung dan akan dilaunching dalam waktu dekat, dan server aplikasi tersebut kerjasama dengan Dinas Kominfo Tapanuli Selatan.

"Seluruh produk UMKM yang ada di Tapanuli Selatan akan kita upayakan terpromosi dalam aplikasi itu. Sehingga, masyarakat yang berada dimana saja pun berada bisa memesan lewat dunia maya," ujarnya.

Apalagi, kata dia, ada sekitar dua ribuan terdaftar di perizinan dari sekitar enam ribuan jumlah kelompok usaha kecil menengah di wilayah Tapanuli Selatan dan semuanya akan dipromosikan lewat aplikasi.

Melalui aplikasi itu nantinya, ia optimistis kedepan secara bertahap akan dapat mendorong peningkatan ekonomi serta produksi unggulan masing-masing masyarakat yang mengedepankan kualitas serta ciri khas.

"Era sudah berubah. Kita dituntut kreatif. Apalagi masa pandemi COVID-19 sebagian orang enggan berbelanja ke pasar untuk menjaga jarak. Namun Aplikasi bisa menjadi solusi. Masyarakat saat ini condong bertransaksi ekonomi lewat dunia maya," katanya.

Pasar Mancanegara

Dorongan untuk terus berkembang dan maju ditengah pandemi juga dilakukan Pemkab Deliserdang. Pelaku UMKM di daerah itu terus didorong untuk terus mengembangkan usahanya, bukan hanya memasarkan pruduknya di dalam negeri namun juga harus bisa menembus pasar internasional.

Seperti yang disampaikan Bupati Deliserdang Ashari Tambunan. Salah satu UMKM yang berhasil go internasional asal daerah itu adalah Muhdi S.Ag yang sudah melakukan ekspor keripik singkong ke Korea Selatan.

"Muhdi S.Ag berhasil menembus pasar Korea Selatan dengan keripik singkongnya. Ini bisa dijadikan contoh dan momentum bahwa produk-produk Kabupaten Deli Serdang bisa masuk pasar mancanegara," katanya.

Keripik singkong milik Muhdi tersebut bukan pertama kali diekspor. Selama ini Muhdi mengekspor keripik singkongnya memakai nama perusahaan milik orang lain.

"Alhamdulillah hari ini Pak Muhdi memakai nama perusahaannya sendiri yaitu PT. Kreasi Lutvi Sejahtera melakukan ekspor ke luar negeri," katanya.

Upaya yang dilakukan Pemkab Deliserdang untuk mendorong UMKM semakin maju juga adalah dengan dibangunnya Pusat Pengembangan Produk Unggulan Daerah (P3UD) Kabupaten Deliserdang yang berlokasi di Tanjung Morawa.

Pemkab Deli Serdang berharap dan bercita-cita, bahwa kawasan itu digunakan untuk pelaku usaha UMKM termasuk Industri Rumah Tangga (IKM) bisa bertemu, bersilahturahmi, bertukar informasi, saling memotivasi.

Melalui Pusat Pengembangan Produk Unggulan Daerah (P3UD) Deliserdang itu juga diharapkan kepada pelaku UMKM diberikan pelatihan oleh unsur-unsur yang berkompeten.

"Seperti dari Bea Cukai, Balai Karantina, sekaligus Perbankan bisa bertemu langsung dan memberi penjelasan tentang perizinan kepada pelaku UMKM di Deliserdang untuk menjadikan meraka lebih giat, mengerti dan maju," katanya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Deliserdang T. M. Zaki Aufa juga menyampaikan Muhdi memang sudah lama merintis memasarkan berbagai produk keripik singkong olahannya bukan hanya dalam daerah namun juga ke luar negeri.

Selama ini, keripik olahan Muhdi tersebut memakai nama perusahaan atau PT orang lain kurang lebih 6 tahun. Dan selama itu juga, kegiatan ekspor keripik olahan Muhdi itu tidak menggunakan nama perusahaan sendiri.

Namun, Tim yang berada dibawah Dinas Perindag Deli Serdang bersama-sama membantu Muhdi dalam hal pembuatan izin perusahaan.

Keripik singkong atas nama perusahaan milik Pak Muhdi diekspork ke Korea Selatan, sedangkan untuk pasar dalam negeri dikirim ke Lampung dan Jakart.

Bagi Muhdi usaha yang dirintisnya bertahun-tahun itu banyak menemui hambatan, namun tetap dijalankannya.

Berkat kesabaran dan ketekunan, lambat laun usahanya semakin maju dan akhirnya bisa menembus pasar luar negeri.

Tentunya, keberhasilan yang sudah dicapainya itu tidak lantas membuat ia merasa jumawa. Ucapan terima kasih tetap ia sampaikan kepada pemkab Deliserdang yang selama ini telah banyak membantunya.

Bahkan pada tahun 2015, Muhdi diundang ke Istana Presiden untuk menerima penghargaan Paramakarya yang diserahkan langsung oleh Presiden Joko Widodo.

Sertifikat halal

Sertifikat halal pada suatu produk, terutama produk makanan dan minuman tentunya menjadi suatu kewajiban jika ingin suatu produk tersebut laris di masyarakat.

Terkait hal itu, pelaku UMKM Sari Maju (Sarimas) sadar betul akan manfaat serfifikat hala tersebut. Maka ia pun mengurus sertifikat hala tersebut langsung ke MUI Sumut.

Kacang Sarima, produksi UMKM Sari Maju (Sarima) pun akhirnya menjadi pertama produk usaha sejenis yang mendapat sertifikat halal di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.

"Kacang rondam Sarima milik kami sudah mendapat sertifikat halal dari MUI Sumut," kata Pelaku UMKM Sari Maju (Sarima) Roberto Mandalahi.

Usaha yang telah dirintis orang tuanya itu, berawal dari kemasan sederhana, memakai plastik yang biasa untuk gula ukuran setengah kilogram diikat dengan karet, dan dijajakan dari warung tuak ke warung tuak, dari kedai ke kedai.

Namun kini produk kacang garing olahannya sudah dikemas secara apik dengan memakai label usaha.

Kemasannya, dalam waktu dekat, ada logo halal di kemasannya. Ya, usaha ini, pada Desember 2020 menerima sertifikat halal dari MUI Provinsi Sumut.

Cara pemasaran pun meningkat, dari kios ke kios, toko ke toko di tempat-tempat objek wisata sebagai oleh-oleh wisatawan.

Sebagian pembeli, khususnya yang sudah menjadi pelanggan, datang ke tempat usahanya di Jalan Putri Lopian, Kelurahan Pardomuan I, Kecamatan Pangururan.

"Harapan kami, pasar bisa lebih luas, kan bisa dikonsumsi semua orang," kata Roberto sembari mengucapkan terimakasih atas fasilitas dan pembinaan dari Pemkab Samosir.

Dia juga "menggantungkan" harapan pada Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia dan tagar Beli Kreatif Danau Toba dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Pemerintah telah berusaha mengangkat UMKM agar tetap bisa bertahan di tengah pandemi melalui berbagai program.

Mulai dari memberikan kemudahan perizinan, penyaluran Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM) terhadap usaha mikro, sertifikasi halal, hingga ikut memperkenalkan produk melalui aplikasi digital.

Namun yang harus tetap menjadi perhatian para UMKM adalah bagaimana tetap fokus dalam menjalankan usahanya, dan tetap yakin bahwa pemerintah serius untuk mengembangkan UMKM agar bisa "naik kelas", sebagai salah satu penopang pertumbuhan ekonomi nasional.

#GernasBBI

#BeliKreatifDanauToba

Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021