"Kalau Riau dengan karhutla kami berharap lahan-lahan yang sudah kering dibasahi oleh hujan," kata Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) BPPT Jon Arifian kepada ANTARA di Jakarta, Sabtu.
BPPT sudah menyiapkan sebanyak 20 ton Nacl bahan semai di gudangnya.
Operasi TMC tersebut bertujuan untuk pembasahan lahan-lahan kering yang rentan terhadap ancaman karhutla.
Dalam pelaksanaan kegiatan itu, awan potensial yang ada di atas lahan-lahan kering akan disemai sehingga menurunkan hujan di wilayah itu, dan terjadilah pembasahan lahan.
Dengan demikian diharapkan, lahan-lahan tersebut diharapkan tidak mudah terbakar.
"Kita berharap awannya tumbuh di atas lahan-lahan yang kering tadi sehingga awan itu bisa kita semai, dan dari proses semai kita berharap curah hujannya lebih efektif prosesnya," tutur Jon.
Pada 24 Februari 2021, dilakukan rapat koordinasi yang dipimpin Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk membahas upaya pencegahan dan penanggulangan karhutla. Salah satu yang dibahas adalah penyiapan pelaksanaan TMC di Riau yang sudah menetapkan status darurat karhutla.
"Jadi kita juga sudah diminta untuk melakukan persiapan dan di rapat tersebut sudah ada arahan untuk memulai kegiatan pada awal bulan Maret 2021," ujar Jon.
Pencegahan dan penanggulangan karhutla tersebut melibatkan sejumlah pihak atau lembaga antara lain KLHK, BPPT, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove.
Penyediaan pesawat untuk proses penyemaian awan hujan potensial akan didukung oleh TNI.
Kemungkinan untuk Riau, akan dioperasikan satu pesawat dari TNI Angkatan Udara, CN-295, yang dapat membawa muatan bahan semai hingga 2,4 ton NaCl.
Selain wilayah Riau, pesawat itu juga bisa menjangkau hingga Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan, jika dibutuhkan nantinya.
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021