Mitigasinya perbaikan ESP dan sudah selesai
Jakarta (ANTARA) - Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Karliansyah mengatakan mitigasi sudah dilakukan untuk menangani debu sisa pembakaran yang muncul karena gangguan di salah satu unit penangkap debu di Pembangkit Listrik Tenaga Uap Suralaya, Banten.
"Tangga 22 Februari terjadi kerusakan satu unit ESP, 1B. ESP ini berfungsi untuk penangkap debu. Kerusakan berhasil ditangani dalam waktu satu jam dan pasokan listrik untuk Jawa Bali tidak terganggu," kata Dirjen PPKL Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Karliansyah menjawab pertanyaan lewat aplikasi pesan di Jakarta pada Sabtu malam.
Baca juga: KLHK: Paradigma pengelolaan sampah berakhir di TPA harus ditinggalkan
Electrostatic precipitator (ESP) adalah teknologi yang digunakan untuk menangkap abu sisa pembakaran sebelum dibuang ke cerobong asap. Sistem teknologi itu bekerja sebagai pemisah abu dari hasil gas buang agar tidak mencemarkan udara.
Sebelumnya, media sosial diramaikan mengenai debu sisa pembakaran (fly ash ) yang diduga berasal dari PLTU Suralaya di Cilegon, Banten yang mengotori rumah warga di kawasan tersebut.
Pihak operator PLTU Suralaya yaitu PT Indonesia Power menegaskan sudah langsung menangani permasalahan tersebut dalam waktu satu jam. Kejadian itu disebabkan gangguan pada bagian induced draft fan (ID fan) 1B.
Baca juga: KLHK: Indeks kualitas lingkungan hidup 2020 meningkat 3,72 poin
Baca juga: KLHK: Generasi muda garda terdepan pelestarian lingkungan
Dalam tanggapannya, Karliansyah juga memastikan bahwa langkah mitigasi sudah dilakukan untuk memastikan kejadian yang serupa tidak terjadi di kemudian hari.
"Mitigasinya perbaikan ESP dan sudah selesai," tegas Karliansyah.
PLTU Suralaya adalah salah satu PLTU terbesar di Indonesia yang menyumbang 17 persen pasokan energi listrik untuk memenuhi kebutuhan Pulau Jawa, Madura dan Bali. PLTU itu memiliki tujuh unit pembangkit listrik dengan total kapasitas 3.440 megawatt.
Baca juga: KLHK: Bank sampah kunci penting tumbuhnya ekonomi sirkular Indonesia
Baca juga: KLHK masih kaji usulan daur ulang masker sekali pakai
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021