Tiba dari Malaysia-Singapura, ratusan PMI dikarantina di RSKI Kepri

Yang kami karantina di RSKI COVID-19 Pulau Galang sekarang ada 210 orang pekerja migran Indonesia (PMI)

Batam (ANTARA) - Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) COVID-19 Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau (Kepri) mengarantina ratusan pekerja migran Indonesia dari Malaysia dan Singapura yang baru tiba di Tanah Air.

"Yang kami karantina di RSKI COVID-19 Pulau Galang sekarang ada 210 orang pekerja migran Indonesia (PMI)," kata Kepala RSKI COVID-19 Pulau Galang Kolonel (Ckm) Dr dr Khairul Ihsan Nasution, Sp.BS di Batam, Jumat.

Jumlah PMI yang menjalani karantina di RSKI COVID-19, kata dia, setiap harinya selalu berubah. Karena selalu ada yang masuk dan keluar.

Ia menjelaskan setiap PMI yang baru tiba dari Malaysia dan Singapura wajib melaksanakan tes usap PCR untuk mengetahui kondisi tubuhnya. Sambil menunggu hasil tes, maka seluruh PMI itu dikirim ke RSKI COVID-19 Pulau Galang untuk menjalani karantina sementara.

"Yang negatif dipulangkan, yang positif lanjut dirawat di RSKI," katanya.

Menurut dia dari sekitar 100 orang yang masuk karantina RSKI COVID-19 setiap hari, hanya satu hingga dua orang yang dinyatakan positif terpapar Virus Corona.

"Kadang 100 orang masuk, 100 orang pulang. Lalu 105 masuk, 90 pulang. Rata-rata positifnya (COVID-19) satu atau dua," kata Khairul Ihsan Nasution,

Sementara itu Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Batam, Achmad Farchanny menyatakan setiap PMI yang tiba di Batam wajib menjalani tes usap PCR di pelabuhan.

Setiap hari, puluhan hingga ratusan PMI yang tiba di Batam, sebelum kembali ke daerah masing-masing.

"Pernah sampai 170 orang. Dan selama ini, penangannya bersama dengan Pemkot Batam," kata dia.

Apabila kapasitas karantina di RSKI COVID-19 sudah penuh, maka akan diinapkan di Rusunawa Tanjung Uncang.

"Selanjutnya setelah dikarantina pemulangan mandiri, karena kampungnya beda-beda," kata dia.

Menurut dia, kebanyakan PMI pulang ke Tanah Air secara mandiri, bukan tenaga kerja Indonesia bermasalah (TKIB) yang dipulangkan bersama-sama oleh KBRI atau konsulat jenderal.

"Kalau yang mandiri, selesai masa karantina selesai, mereka pulang mandiri," demikian Achmad Farchanny.