Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, untuk mengurangi sampah plastik harus ada penanganan yang dilakukan dari hulu yaitu dari rumah masyarakat sebelum limbah rumah tangga itu terdistribusi hingga ke hilir.
"Pemerintah sangat konsern terhadap pengelolaan sampah, khususnya sampah plastik. Untuk itu saya selalu menekankan dengan mengambil langkah-langkah yang tidak biasa, bukan
business as usual, serta menerapkan pendekatan secara terintegrasi dari hulu ke hilir," kata Luhut Binsar Pandjaitan dalam konferensi pers virtual, Jumat.
Salah satu pendekatan dari hulu adalah dengan mendorong kerja sama antara pihak swasta dengan pemerintah. Luhut menyebut bahwa Fasilitas Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu Reduce-Reuse-Recycle (TPST3R) di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, diyakini dapat mengatasi masalah sampah sekaligus mengurangi volume sampah rumah tangga yang menuju ke tempat pembuangan akhir (TPA) yang sekarang banyak menimbulkan kepadatan volume.
"Ini menjadi salah satu solusi untuk mengentaskan masalah sampah, melalui pemilihan sampah organik non organik dan diharapkan dapat mengurangi volume sampah ke TPA karena semua TPA di Indonesia sudah over capacity sekaligus mengurangi tingkat kebocoran sampah plastik ke laut, ini saya kira sangat hebat sekali," kata dia.
Baca juga: Taman Safari Bogor kampanye peduli sampah
Baca juga: Bali dinobatkan jadi provinsi berkinerja baik dalam pengurangan sampah
"Pihak swasta dan pemerintah harus bekerja sama untuk menyelesaikan masalah pengelolaan sampah. Sejalan dengan ambisi pemerintah Indonesia untuk mengurangi 70 persen kebocoran sampah plastik ke laut pada 2025. Kami mengapresiasi upaya dan inisiatif Project STOP, Nestle, dan mitra lainnya untuk mendukung ekonomi sirkular dan menghentikan sampah plastik berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) atau lautan," kata dia
Dia juga mengatakan tema besar pada Hari Peduli Sampah Nasional pada tahun ini harus mengangkat tema tentang pemanfaatan sampah yang dapat dijadikan sumber daya dalam pengelolaan sampah di Tanah Air.
"Untuk itu harus ada terobosan pengelolaan sampah untuk penerapan ekonomi sirkular dan pemanfaatan sampah sebagai sumber daya yang merupakan paradigma baru dalam pengelolaan sampah yang juga harus dijadikan tema besar pada hari Peduli Sampah Nasional tahun 2021," jelas dia.
Luhut juga mengatakan bahwa pemeliharaan sampah memang membutuhkan biaya yang tidak sedikit, meski begitu, pemeliharaan sampah yang benar akan dapat menyelamatkan lingkungan dan juga pariwisata.
"Kita semua harus berkolaborasi dan kita harus menjelaskan bahwa sampah plastik itu bisa cair di laut, di air dan itu akan menjadi bubuk. Jika mikro itu di makan ikan atau apapun di laut dan ketika ikan itu dimakan oleh ibu-ibu hamil bisa dipastikan anaknya akan cacat atau tumbuh tidak bagus," ungkap dia.
Dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan meresmikan dua fasilitas TPST3R (Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu Reduce-Reuse-Recycle) di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Baca juga: KLHK: Paradigma pengelolaan sampah berakhir di TPA harus ditinggalkan
Baca juga: Menciptakan mata rantai ekonomi dari pengelolaan sampah
Baca juga: Survei temukan mayoritas warga paham dampak plastik ke lingkungan
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021