Vaksin semakin tersedia. Indonesia telah mengamankan vaksin untuk 182 juta orang dari total 270 juta populasinya

Jakarta (ANTARA) - Pemerintah berupaya meningkatkan minat pengusaha Eropa untuk berinvestasi di Indonesia, seiring pemulihan ekonomi dari pandemi COVID-19 dan pemberlakukan UU Cipta Kerja.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, ekonomi Indonesia berangsur pulih karena upaya mitigasi dampak COVID-19 yang terus dilakukan, termasuk pengadaan dan distribusi vaksin.

“Vaksin semakin tersedia. Indonesia telah mengamankan vaksin untuk 182 juta orang dari total 270 juta populasinya,” kata Airlangga dalam seminar virtual berjudul “Invest in Indonesia: Opportunities in Asia’s Economic Powerhouse” yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri, Kamis.

Airlangga menyebut bahwa tahun ini pemerintah Indonesia mengalokasikan hampir Rp700 triliun untuk penanganan COVID-19 dan program pemulihan ekonomi nasional, yang ditujukan utamanya untuk pengadaan dan distribusi vaksin serta meningkatkan pelacakan, pengujian, dan perawatan.

Di samping penanganan pandemi, Indonesia juga melakukan reformasi struktural terutama dengan mengimplementasikan UU Cipta Kerja yang dinilai dapat mendorong daya saing dan menciptakan iklim bisnis yang lebih bersahabat.

UU yang mulai berlaku sejak November 2020 itu, kata Airlangga, mencakup kebijakan yang bersifat lintas sektoral termasuk pelestarian lingkungan, ekosistem investasi, perizinan usaha dan kemudahan berusaha, standar ketenagakerjaan, perpajakan, hingga dukungan kepada UMKM.

Airlangga mengklaim pemberlakuan UU tersebut serta peraturan-peraturan turunannya dapat menunjang pertumbuhan ekonomi Indonesia sekaligus memperhatikan kelestarian lingkungan dan hak-hak pekerja.

“Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang mengerjakan ‘pekerjaan rumahnya’ saat terjadi pandemi COVID. Kami tidak melihat negara lain melakukan reformasi struktural selama pandemi. Saya pikir itu berarti Indonesia sangat serius dalam membuka investasi dan bisnis,” ujar dia.

Sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memiliki target menggandakan prosentase investasi dari Eropa yang saat ini hanya mencakup 10 persen dari total investasi ke negara-negara ASEAN, berdasarkan data Kemlu RI.

Strategi yang akan dilakukan, menurut Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kemlu Ngurah Swajaya, adalah dengan secara langsung menargetkan sektor potensial, menggiatkan pemasaran serta pendampingan.

“Pemerintah menyadari hal ini. Oleh karena itu, Kemlu bersama Badan Koordinasi Penanaman Modal mengambil inisiatif untuk menggandeng seluruh pemangku kepentingan untuk secara sistematis menargetkan sektor potensial yang akan dilakukan sepanjang tahun 2021 didukung perwakilan RI di Eropa, sekalian memanfaatkan momentum positif yang terbangun sejak disahkannya UU Cipta Kerja dan 49 aturan pelaksanaannya,” kata Ngurah.

Enam sektor prioritas yang akan disasar dan berpotensi untuk meningkatkan investasi ke Indonesia yaitu bahan kimia, e-commerce, elektronik, farmasi, infrastruktur, makanan dan minuman, serta garmen.

Berdasarkan data realisasi terakhir tahun 2020, tercatat penurunan investasi dari Eropa ke Indonesia sebesar 39 persen atau senilai 1,4 miliar dolar AS (sekitar Rp19,9 triliun) dari 3,7 miliar dolar AS (sekitar Rp52,5 triliun) tahun 2019 menjadi 2,2 miliar dolar AS (sekitar Rp31,2 triliun) tahun 2020.

Seminar “Invest in Indonesia” dihadiri lebih dari 400 investor dan investor potensial dari seluruh negara di Eropa.

Kegiatan ini menghadirkan panelis dari kalangan pengusaha asal Eropa, antara lain Ketua Dewan Bisnis Uni Eropa-ASEAN Donald Kanak dan CEO Siemens Indonesia Prakash Chandran. Dua panelis lainnya yakni Ketua KADIN Indonesia Rosan P Roeslani dan Kepala Badan Pengatur Jalan Danang Parikesit juga memaparkan informasi tentang iklim usaha yang semakin kondusif di Indonesia.


Baca juga: Presiden Jokowi: Pemulihan ekonomi melalui reformasi struktural

Baca juga: Presiden ungkap syarat agar pertumbuhan ekonomi RI melebihi prediksi

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021